Ini merupakan opsi yang baik bagi negara-negara berkembang, terutama pada wilayah agraris. Dengan begitu, pengidap HIV tidak perlu ke luar negeri hanya untuk mendapatkan obat-obatan (yang kadang tidak tersedia).
Nantinya, wilayah dengan tingkat infeksi yang tinggi memiliki pilihan untuk mengembangkan perawatan HIVnya sendiri tanpa bergantung dengan suplai obat-obatan dari negara maju.
(Baca Juga :Kulit Balita ini Menebal Bak Kulit Ular, Ternyata ini Penyebabnya)
Sebelum beras hasil modifikasi genetik ini digunakan, para ilmuwan perlu memastikan bahwa ia benar-benar tidak berbahaya bagi tubuh. Selain itu, mereka juga harus menyusun peraturan sebelum beras ini diperkenalkan. (*)
Artikel ini telah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul Ilmuwan Gunakan Beras Untuk Mencegah HIV, Bagaimana Caranya?