Find Us On Social Media :

Meninggal 60 Tahun Lalu, Identitas Jenazah ini Terpecahkan Berkat Media Sosial

By None, Jumat, 3 Agustus 2018 | 10:01 WIB

FOR USE AS DESIRED, YEAR END PHOTOS - FILE - Two young girls watch a World Cup soccer match on a television from their holding area where hundreds of mostly Central American immigrant children are being processed and held at the U.S. Customs and Border Protection Nogales Placement Center on Wednesday, June 18, 2014, in Nogales, Ariz. CPB provided media tours of two locations in Brownsville, Texas, and Nogales, that have been central to processing the more than 47,000 unaccompanied children who have entered the country illegally since Oct. 1. (AP Photo/Ross D. Franklin, File Pool)

(Baca Juga :Raja-Raja Mataram Melakukan hal 'Sadis' ini Untuk Minta Berkah Nyai Roro Kidul)

Tak sekadar memosting, ia juga meminta informasi tambahan dari para pengguna media sosial itu untuk berbagi informasi—siapa tahu ada yang mengenalnya.

Tak hanya si jaksa, kepolisian Italia juga melakukan hal yang serupa—selain menghubungi rekan-rekan mereka di Prancis.

Misteri si pemain ski itu dengan cepat menjadi virus, beberapa media tak luput memberitakannya.

Tak lama kemudian, seseorang memosting di halaman Facebook Kepolisian Italia, mengaku bisa mengenali laki-laki itu.

“Seorang perempuan mengaku yakin ia tahu identitas laki-laki itu: ia pernah mendengar di sebuah radio Prancis terkait kasus itu—yang diworo-worokan Polisi Italia,” jelas salah seorang polisi Italia.

Perempuan itu mengaku bahwa pamannya telah menghilang di Matterhorn pada 1950-an.

Perempuan Prancis itu, Emma Nassem namanya, mengatakan bahwa laki-laki itu bisa jadi adalah pamannya, Henri le Masne, yang hilang tahun 1954. Begitu The Guardian melaporkan.

Setelah polisi Italia menghubungi Nassem, ayahnya, Roger le Masne, yang kini berusia 95 tahun, memberikan sampel air liurnya, dan pecahnya misteri yang bertahan selama puluhan tahun itu.

(Baca Juga :Foto Mengerikan ini Berhasil Tertangkap Kamera Drone Dari Ketinggian)

Sampel air liru itu menegaskan bahwa mayat itu memang milik Henri le Masne, yang meninggal di Alpen pada 26 Maret 1954, di hari ulang tahunnya ke-35.

Henri bekerja di Kementerian Keuangan di Paris dan merupakan pemain ski yang rajin. Dua tahun sebelum kematiannya, ia selamat dari kecelakaan di Pegunungan Alpen.