“Ia mencintai kesunyian gunung-gemunung di mana ia ia sering memberanikan diri menaikinya atau berski,” kata Polisi Negara Italia, dalam sebuah pernyataan.
Ia sering memberi tahu saudaranya bahwa bahaya gunung tidak akan pernah bisa membuatnya takut.
“Kami telah merekontruksi keberadaan seseorang laki-laki yang telah terkubur di pegunungan kami selama lebih dari 60 tahun,” tambah si petugas polisi.
Teknologi DNA terbukti sangat penting dalam memecahkan masalah peristiwa masa lalu.
Amerika Serikat sendiri sangat terbantu dengan metode ini untuk mengenali sisa-sisa tentaranya yang meninggal di medan pertempuran.
(Baca Juga :Ngeri! Tiga Orang ini Terbangun Saat Sedang Di Operasi, Simak Kisahnya)
Metode ini juga kerap memberi wawasan baru tentang masa lampau. Tahun lalu, beberapa ilmuwan mengumumkan telah menemukan “jejak” genetika yang mengantar ke peradaban Kanaan yang termaktub dalam Alkitab.
Analisis DNA juga membantu mengungkapkan perincian baru tentang peradaban Minoa kuno di Pulau Kreta dan peradaban Mikenai di Yunani daratan.
DNA dari bayi yang meninggal di Alaska sekitar 11 ribu tahun yang lalu memberi gambaran terbaik tentang genetika nenek moyang penduduk asli Amerika saat ini.
Tapi lebih dari itu, media sosial yang memungkinkan dilakukannya tes DNA dalam misteri kematian Henri di Alpen juga tak kalah pentingnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Lagi, Media Sosial Berhasil Bantu Memecahkan Misteri Pemain Ski yang Hilang 60 Tahun Lalu