Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Fitria C
Grid.ID - Mengajarkan toilet training atau potty training pada anak sangat penting.
Apalagi saat anak sudah mulai tumbuh dewasa dan bersekolah.
Kebiasaan buang air kecil dan besar di popok harus dihilangkan agar ia belajar kemandirian.
Namun, mengenalkan potty training bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Perlu ketelatenan dan kesabaran agar anak terbiasa dan bisa beradaptasi.
(BACA JUGA : 6 Gejala dari Kanker Otak, Wajib Diwaspadai nih!)
Mengenalkan potty training bisa dimulai dari usia anak di bawah 2 tahun karena di usia ini mereka sudah mulai mengenal banyak hal.
Tak hanya itu, mengenalkan toilet training sejak dini juga menciptakan rasa 'inisiatif' pada anak saat akan buang air kecil atau besar.
Mereka akan terbiasa memberikan tanda saat akan buang air, bahkan pergi ke toilet sendiri.
Lantas bagaimana sih mengajarkan potty training pada anak?
(BACA JUGA : Outfit Serba Putih Naeun Saat Manggung Curi Perhatian Penonton Korea Music Festival 2018, Cek deh!)
Ada banyak cara bisa dilakukan, salah satunya seperti pengalaman Sharena Delon pada Rysaka.
Sharena menceritakan sejak usia 18 bulan Ryshaka sudah tidak pernah memakai diaper.
Saat Ry merasa akan buang air, ia memberikan tanda pada sang ibu agar segera membawanya ke toilet.
Sampai pada akhirnya suatu waktu Ry menjadi terbiasa untuk pergi ke toilet sendiri.
Meski berhasil membiasakan Ry untuk ke toilet sendiri, Sharena mengaku telat membiasakan pee training pada Ry.
(BACA JUGA : Cerita Sandra Dewi Tentang Pengalaman Raphael Moeis Divaksin)
Ia akhirnya mengakali keterlambatan itu dengan pemakaian training pants agar anak tidak nyaman sesaat setelah pipis.
Lebih lanjut, Sharena juga menulis Ry sukses melakukan potty training di usia 2 tahun 10 bulan.
Ya, potty training adalah masalah pembiasaan dan kesabaran antara orang tua dan anak.
Harus ada kerja sama dari keduanya agar proses belajar si kecil efektif dan menyenangkan.
Semangat ajarkan potty training!(*)