Laporan Wartawan Grid.ID, Andriana Oky
Grid.ID-Kehamilan merupakan kabar yang menggembirakan bagi pasangan suami istri.
Dan tentu saja, kamu ingin membagikan kabar bahagia tersebut dengan keluarga dan teman-teman terdekatmu.
Bagi mereka yang sudah berpengalaman tentunya akan memberitahukan tentang banyak hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan seorang wanita yang sedang hamil.
Sebelum kamu tenggelam dalam kebingungan, ada beberapa mitos mengenai kehamilan yang tidak perlu kamu percayai lagi.
(BACA JUGA : Pipi Chubby, Sarwendah Pilih Perawatan Tanam Benang Daripada Operasi)
Apa saja mitosnya, langsung aja lihat dalam penjelasan berikut.
Mitos pertama : ibu hamil tidak bisa berolahraga
Faktanya ibu hamil bisa berolahraga.
Justru olahraga disarankan untuk berolahraga, tapi dengan pengawasan dari ahli.
(BACA JUGA :Mana yang Lebih Baik, Mandi dengan Air Dingin atau Panas? Kepoin yuk!)
Yoga dan berjalan menjadi jenis olahraga yang dianjurkan bagi ibu hamil.
Mitos kedua : ibu hamil dilarang mengonsumsi seafood
Faktanya, makanan laut adalah sumber nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan.
Kekhawatiran terbesar pada seafood adalah kandungan merkurinya.
(BACA JUGA :Bikin Baterai Cepat Boros, Hindari 10 Kesalahan yang Tanpa Disadari Sering Dilakukan)
Tapi, The Ntional Fisher's Institute telah menerbitkan panduan online untuk membedakan ciri ikan yang sehat dan yang mengandung merkuri.
Mitos ketiga : Mengidam berarti kamu kekuragan nutrisi
Banyak orang mengkalim bahwa jika seorang ibu hamil mengidam, itu tandanya ia kekurangan nutrisi.
Itu adalah sebuah mitos.
Pasalnya, jika ibu hamil benar-benar kekurangan nutrisi atau tidak bisa diketahu dari tes darahnya.
(BACA JUGA :Denada Dikunjungi Orang Tak Dikenal Saat Temani Anak Berobat di Singapura)
Dan mengidam merupakan gejala alami yang dialami oleh setiap ibu hamil.
Mitos keempat : Ibu hamil tidak boleh mewarnai rambut
Rasa takut masuknya molekul pewarna rambut ke aliran darah membuat ibu hamil dianjurkan tidak mewarnai rambut.
Menurut American Pregnancy Association menyebutkan bahwa, bahan pewarna seperti pewarna rambut memiliki kemungkinan kecil untuk diresap kulit.
Artinya, kemungkinan keracunan pewarna rambut sangat kecil dan tidak memiliki ancaman berarti bagi janin. (*)