Find Us On Social Media :

Terjadi Longsor di Lereng Gunung Rinjani Lombok Pasca Diguncang Gempa 4.8 SR Pada Sabtu, 4 Agustus 2018

By Linda Rahmadanti, Sabtu, 4 Agustus 2018 | 15:42 WIB

Taman Nasional Gunung Rinjani terdampak gempa Lombok

Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Rahmad

Grid.ID - Pada 29 Juli 2018, Lombok diguncang gempa bumi berkekuatan 6.4 skala richter.

Meski sudah 5 hari yang lalu, pada hari ini Sabtu (4/8/2018) telah tercatat sebanyak 564 gempa susulan mengguncang Lombok.

Melalui akun @Sutopo_PN, pada 4 Agustus 2018, ia membagikan sebuah postingan.

(Baca: Deretan Makanan Super Bagi Ibu yang Baru Melahirkan, Kepoin yuk!)

"Jalur pendakian Gunung Rinjani Lombok masih ditutup. Pendaki dan wisatawan dilarang naik. Gempa susulan terus terjadi. Sudah 564 kali gempa susulan hingga 4/8/2018 pagi. Status Gunung Rinjani Waspada (level 2). Radius 1,5 km dari Gunung Barujari daerah yang berbahaya," tulis @Sutopo_PN.

Sutopo juga menambahkan bahwa hingga kini jalur pendakian Gunung Rinjani masih ditutup.

Ia menyebutkan bahwa dalam radius 1.5 km dari Gunung Barujari merupakan daerah yang berbahaya.

(Baca: Hamil Muda, Selvi Kitty Kesal Dilarang Lakukan Tanam Benang di Wajah)

Update terbaru yang berhasil Grid.ID rangkum dari laman Twitter ialah telah terjadi longsor dan batu-batuan berjatuhan di lereng Gunung Rinjani Lombok setelah diguncang gempa berkekuatan 4.8 SR pada 4/8/2018 pukul 12.44 WITA.

Longsor tersebut terjadi setelah pasca gempa berkekuatan 4.8 SR yang terjadi ada Sabtu 4 Agustus 2018 pukul 12.44.

Berdasarkan penuturan akun @Sutopo_PN, pusat gempa berada di kedalaman 10 km di darat.

(Baca: Contek Mix and Match Kasual Outfit ala Alice Norin Biar Gayamu Nggak Monoton!)

Guncangan yang cukup keras dirasakan masyarakat di Lombok Timur, Lombok Utara, dan Lombok Barat.

Sementara itu, dikutip dari Tribun Jabar, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, memberikan sejumlah rekomendasi teknis untuk beberapa pihak terkait gempa tersebut.

Kepala Sub Bidang Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Timur M Arifin Joko Pradipto mengatakan, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat dan tidak terpancing oleh isu yang menyesatkan tentang gempa bumi.

(Baca: Kenali Fungsi dari Botox, Kapan Sebetulnya Kamu Memerlukannya? Cari Tahu yuk!)

"Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan yang energinya lebih kecil dari kejadian gempa bumi utama. Bagi masyarakat yang rumahnya mengalami rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan untuk sementara dapat tinggal di tempat-tempat pengungsian," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar, Kamis (2/8/2018).

Pemerintah Provinsi NTB, dikatakan Arifin, agar melakukan upaya mitigasi gempa bumi, secara struktural dan non struktural.

Mitigasi gempa bumi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gempa bumi sehingga dapat mengurangi risiko bencana gempa bumi.

(Baca: Ruben Onsu Rela Break Syuting Pasca Dapat Komplain dari Thalia)

"Bangunan vital, strategis, dan mengundang konsentrasi banyak orang agar dibangun mengikuti kaidah-kaidah bangunan tahan gempa bumi," ujar Arifin.

Lebih lanjut dijelaskannya, hindari membangun pada tanah rawa, sawah, dan tanah urug yang tidak memenuhi persyaratan teknis, karena rawan terhadap goncangan gempa bumi.

Selain itu, hindari membangun pada bagian bawah, dan lereng terjal yang telah mengalami pelapukan dan kondisi tanahnya gembur karena akan berpotensi terjadinya gerakan tanah atau longsor bila diguncang gempa bumi. (*)