F-22 didukung oleh mesin turbofan F119-PW-100 afterburning, yang memungkinkannya meluncur pada kecepatan Mach 1,82.
Mesin ini juga memungkinkannya melakukan manuver gesit pada kecepatan supersonik.
Sementara bagi J-20, mesin masih menjadi titik terlemahnya—rencana pengembangan untuk mesin turbofan yang canggih masih molor.
Itu artinya, pabrikan harus masih bergantung pada mesin yang lebih rendah—baik WS-10B buatan China atau AL-31FM2/3 buatan Rusia—yang sangat mempengaruhi kemampuan manuver dan daya siluman pada kecepatan supersonik.
Meski begitu, mesin WS-15 baru, yang diharapkan sudah tersedia tahun depan, akan sangat membantu persoalan ini.
Daya siluman
Kapasitas frontal dan daya siluman J-20 diyakini sangat baik.
Tapi itu dianggap lebih rentan tertangkap radar dari belakang dibandingkan F-22.
Kelengkapan perang
Untuk mendukung daya siluman, kedua pesawat melengkapi dengan senjata-senjata yang tak kalah canggih.
J-20 dapat membawa hingga enam rudal air-to-air, lebih sedikit dibanding F-22.
Namun, berkat ruang lebih besar di perutnya, J-20 dapat mengangkut rudal jarak jauh yang lebih panjang dan bom kendali yang sangat presisi.