Tetapi, melatih kontrol diri akan memberikan pesan yang lebih kuat secara keseluruhan.
"Sebuah pembelajaran akan datang kemudian, dan itu jauh lebih efektif ketika Anda lebih tenang," kata Judy Arnall, ahli perkembangan anak dan penulis buku parenting.
Para orang tua harusnya dapat membicarakannya kepada si kecil, menjelaskan apa yang diharap dari perilaku mereka, dan konsekuensinya akibat melakukan sesuatu.
( BACA JUGA :Syahrini Blak-blakan Ungkap Rahasianya Jaga Berat Badan, Bisa Dicontoh!)
4. Jadilah proaktif
Pagi hari akan jadi waktu terpadat di rumah karena Ibu akan menyiapkan bayak hal untuk anak yang akan berangkat sekolah, salah satunya misalnya menyiapkan kaus kaki untuk berangkat sekolah.
Ellana Sures, konselor klinis memberikan contoh bahwa ia benar-benar mengajak dua putrinya ke tempat tidur memakai kaus kaki.
Sehingga, dia nggak perlu terus-terusan menyuruh dan kemudian berteriak tentang kaus kaki di pagi hari.
Trik sederhana ini telah membuat perbedaan besar pada keinginan untuk membentak si kecil.
Contoh lain dari bersikap proaktif mungkin bisa dengan bentuk lain seperti membawa makanan ringan untuk menghindari si kecil merengek dan tetap sibuk saat kamu membereskan rumah.
( BACA JUGA :Kegiatan di Backstage Direkam Tanpa Izin dan Disebarluaskan, Member Apink Tak Terima!)
5. Sederhanakan harapanmu, jangan terlalu perfeksionis
Sures mengatakan, "Alasan orangtua berteriak adalah karena harapan yang tinggi pada anak ketika kita sedang melaksanakan sesuatu."
Ini terjadi padanya pada musim liburan misalnya, ketika si kecil menjadi pemberontak, duduk dan menolak untuk berjalan-jalan di sebuah lokasi wisata.
Sures mengatakan itu terasa seperti kegagalan dalam pengasuhan, ketika apa yang diharapkan orangtua nggak berjalan sebagaimana mestinya pada si kecil. (*)