"Kipas angin bisa menciptakan aliran udara yang dapat membantu mensirkulasikan partikel udara dalam ruangan, termasuk polutan dan beberapa alergen," ungkap Dr Clifford Bassett, penulis buku The News Allergy Solution dikutip dari The Independent, Kamis (26/07/2018).
Karena itu, Horovitz menyarankan untuk menjaga jarak antara kipas angin dengan tempat tidur. Nggak hanya itu, dia juga mengingatkan untuk menjaga filter udara di kamar tidur. Sedangkan Bassett menyebut, rajin membersihkan pisau kipas angin bisa membantu meringankan alergi.
(Baca Juga :Raja Muslim ini Berhasil Lolos dari 55 Kali Upaya Pembunuhan Dirinya)
Nyeri Otot
Terlepas kamu memiliki alergi atau nggak, tidur dengan kipas angin menyala nggak disarankan karena bisa menimbulkan nyeri otot. Menurut Sleep Advisor, kekakuan dan pegal otot bisa terjadi karena konsentrasi udara dingin pada bagian tubuh tertentu.
Artinya, terpapar kipas angin selama waktu tertentu bisa membuat otot tegang dan kram.
"Masalah ini sangat umum bagi orang yang tidur dengan kipas menyala di dekat wajah dan leher mereka. Ketika Anda bagin di pagi hari, leher biasanya terasa kaku, itu mungkin karena paparan angin yang terus menerus," tulis penjelasan di situs tersebut.
Namun, Horovitz menyebut hal ini akan lebih bermasalah bagi pengguna AS dibanding kipas angin. Dia kemudian menyarankan untuk nggak tidur dengan AC menyala dengan suhu yang lebih rendah dari 20 derajat Celcius. (*)
Artikel ini telah tayang di Hai Online dengan judul Suka Tidur dengan Kipas Angin Menyala? Waspadalah Akan 2 Hal Ini