Grid.ID - Indonesia berada di jalur yang dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik dan berada di atas tiga tumbukan lempeng benua.
Kondisi geografis tersebut, membuat Indonesia menjadi wilayah yang rawan bencana, termasuk gempa bumi.
Terakhir, gempa terjadi di Lombok pada Minggu (5/8/2018) sekitar pukul 19.46 Wita.
Gempa kali ini berkekuatan 7,0 skalarichter (SR).
(BACA JUGA : Mengintip Tampilan Aurel Hermansyah yang Dibilang Mirip Ashanty hingga Kylie Jenner! )
Dampak akibat gempa ini, banyak rumah rusak dan roboh hingga menimbulkan korban jiwa.
Dari data sementara yang dilaporkan, gempa di Lombok sudah memakan korban tewas dan 236 luka-luka.
"Korban meninggal dunia bertambah tujuh orang. Total 98 orang meninggal dunia," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dikutip dari Kompas.com.
Terkait gempa ini, kita memang tak bisa menghindarinya.
(BACA JUGA : Ikut Merasakan Gempa Lombok di Pulau Bali, Maia Estianty Sempat Panik )
Namun, kita yang tinggal di daerah rawan gempa harus menyiasati bencana yang kerap muncul ini.
Satu diantara antisipasi gempa yaitu rumah yang tahan gempa.
Lalu, seperti apa rumah tahan gempa ini?
Dilansir dari TribunJateng.com, Pakar Geologi Unsoed Purwokerto, Fadlin mengatakan, masyarakat yang tinggal di wilayah rawan gempa sebaiknya kembali kepada kearifan lokal tentang konstruksi bangunan adat.
(BACA JUGA : Inilah Kondisi Objek Wisata Bali dan Lombok Pasca Gempa, Masih Aman Berwisata ke Bali )
Disadari atau tidak, nenek moyang kita telah mewariskan teknoogi bangunan yang berharga bagi kelangsungan hidup.
Rupanya nenek moyang kita sudah menyesuaikan diri dengan baik untuk keadaan bencana ini.
Pengalaman atas seringnya gempa membuat nenek moyang kita belajar membuat tempat tinggal yang aman.
Nah, satu rumah tradisional yang terbukti ampuh menahan gempa adalah rumah panggung.
(BACA JUGA : Rencana Berlibur ke Bali Bareng Keluarga, Melaney Richardo Jadi Khawatir Pasca Gempa )
Fadlin mengatakan rumah panggung memiliki bangunan tahan kempa karena tidak ditanam seperti rumah permanen pada biasanya.
Jika terjadi guncangan gempa, struktur bangunan rumah panggung hanya bergoyang dan tidak mengalami kerusakan signifikan.
Material bangunan rumah pangung yang berupa kayu atau bambu ternyata memengaruhi ketahanan rumah.
Hal itu karena kayu memiliki kelenturan terhadap guncangan gempa.
Dengan rumah yang mampu bertahan dari guncangan gempa, keselamatan penghuni juga lebih terjamin.
Hal senada juga dikatakan Mantan Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Sumatera Utara, Tavip Kurniadi Mustafa di Medan.
Tavip mengatakan konstruksi bangunan rumah tradisional bagus pada daerah yang rawan gempa, karena konstruksi bangunannya ringan.
Sehingga bila ada gempa dapat meminimalisir keruntuhan.
"Puluhan tahun lalu juga terjadi gempa, namun bangunan tradisional itu masih dapat bertahan kokoh hingga sekarang, sehingga perlu untuk ditiru masyarakat," kata Tavip dilansir dari Kompas.com. (*)