Grid.ID - Selalu ada asap jika ada api.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan, Oke Nurwan menyebutkan pihak Amerika Serikat memberikan tekanan kepada Indonesia.
Tekanan yang dimaksud Nurwan ialah saat Indonesia mengakuisisi pesawat tempur multiperan bermesin ganda asal Rusia, Sukhoi Su-35 Flanker E.
Dalam pembelian jet kelas berat tersebut Indonesia dan Rusia menggunakan sistem imbal beli.
"Rusia berkenan imbal beli, di tengah jalan Amerika Serikat mulai cawe-cawe (intervensi). Kalau ada transaksi dengan Rusia ada ancaman lain, kita diplomasi itu," ujar Oke dalam acara gathering eksportir di Kantor Bea dan Cukai Jakarta, Selasa (7/8) seperti dikutip dari Kompas.com.
BACA : Indonesia Lolos dari Jeratan Embargo Amerika Serikat Karena Dianggap Sekutu Strategis
Padahal, lanjut Nurwan, Indonesia telah sepakat membeli sebanyak 11 unit Su-35 dari Rusia yang diproduksi oleh Komsomolsk‑on‑Amur Aircraft Production itu.
Untuk harganya Indonesia harus membayar 1,14 triliun dolar AS.
Namun pembayarn tersebut dengan skema imbal beli.
Hal tersebut mewajibkan Rusia membeli komoditas dari Indonesia sebesar 50 persen dari harga total Sukhoi senilai 570 juta dolar AS.
Komoditas yang hendak dibeli oleh Rusia tak lain adalah karet, teh, kopi dan kelapa sawit.
Menurut Oke, skema perdagangan imbal beli bisa ditiru oleh produk lainnya.
Skema perdagangan tersebut dianggap mampu mendorong ekspor domestik.
"Kenapa tidak kita imbal belikan, dengan negara yang kita beli migasnya, dengan mewajibkan (imbal beli)," kata Nurwan.
Seperti diketahui, 11 Su-35 dibeli oleh Indonesia untuk menggantikan armada Northrop F-5 Tiger TNI AU.
Bahkan hari Senin (6/8) lalu, tim Deputy Director of The Air Force Departement Rusia yang dipimpin Tsyplakov Yury sudah mendatangi Skadron Udara 14 TNI AU di Lanud Iswahjudi, Magetan, untuk meninjau kesiapan Skadron memelihara Su-35 kelak yang akan bersarang di sana.
BACA : Kronologi Terungkapnya Misteri Penculikan Hasni Selama 15 Tahun
Dalam kunjungannya itu tim meninjau hangar, selter apron, aerodome, runway, taxyway, fire fighter vehicles, GPL, simulator hingga Depo Pemeliharaan 60 milik TNI AU.
Su-35 digadang-gadang sebagai pesawat tempur pesaing utama F-35 Lightning II besutan Amerika Serikat.
Selain Rusia, Su-35 juga dioperasikan Angkatan Udara China, Indonesia dan Venezuela.(*)