Yaitu selalu konsumsi sayuran segar dan pisahkan karbohidrat dengan sumber protein hewani dalam satu kali makan.
“Jika mau makan nasi, pasangkan dengan aneka sayur segar seperti lalapan.
Jika mau dilengkapi dengan lauk, pilih yang non protein hewani seperti olahan kentang, tahu, dan tempe. Sebaliknya, jika ingin makan daging atau ayam, jangan dibarengi dengan nasi, tapi gantilah dengan sayur-sayuran,” terang penulis buku Food Combining itu Gampang.
Jam makan pun harus diperhatikan.
Menurut Erikar, tubuh punya jam alami untuk makan, yaitu antara pukul 12 siang hingga 8 malam.
Selebihnya, tubuh tengah bekerja untuk memproses makanan pada pukul 8 malam hingga 4 pagi, dan masuk ke fase pembersihan pada pukul 4 pagi hingga 12 siang.
Nah, jika kita dilanda rasa lapar di pagi hari, cukup konsumsi buah-buahan segar yang kaya akan serat, vitamin, dan zat bermanfaat lainnya.
Sehat, dan tentunya perut tetap merasa kenyang.
Menurut suami penyanyi Nina Tamam itu tak ada batasan usia untuk menerapkan pola makan ala food combining.
(Baca Juga: Idap Kanker Sarkoma, Azam Harus Kehilangan Istrinya Usai Ijab Kabul)
Mulai anak balita hingga orang usia senja, semua bisa mengikuti diet ini karena metodenya yang serba alami dan tak mengganggu keseimbangan tubuh.
“Orang tua bisa menerapkan food combining sejak anak mulai bisa mengonsumsi makanan padat.
Menunya bisa divariasikan, misalnya nasi putih yang ditaburi garam laut, dipasangkan dengan potongan sayur segar seperti mentimun dan buncis.
Efeknya, anak jadi lebih aktif dan tak mudah sakit,” lanjut Erikar yang juga menerapkan food combining pada anaknya yang baru berusia 3 tahun itu.
Yang penting, sebelum menjalani food combining, kita harus paham betul akan konsep dasarnya dan bertekad kuat menjaga kesehatan dalam jangka waktu yang panjang.
“Kalau sudah paham dan niat ingin sehat, pasti bisa konsisten dalam menjalaninya,” pungkasnya.(*)