Find Us On Social Media :

Menjadi Wanita di Luar Ekspektasi dalam Gerakan #SiapaBilangGakBisa dari PANTENE untuk Wanita Indonesia

By Dinda Tiara Alfianti, Rabu, 15 Agustus 2018 | 17:40 WIB

Presscon Session #SiapaBilangGakBisa

Grid.ID - Bagi wanita sulit rasanya untuk menjalani hidup bebas memilih sesuai apa yang mereka inginkan.

Hal ini ditandai dengan banyaknya ekspektasi para wanita Indonesia yang dirasa sulit untuk dicapai dalam kehidupan.

Namun, lewat gerakan #SiapaBilangGakBisa Pantene mencoba menginspirasi para wanita Indonesia untuk bisa mewujudkan impian dalam hidupnya.

PANTENE melakukan survei dan hasilnya cukup menarik di mana 9 dari 10 wanita Indonesia yang telah mengikuti survei Pantene merasa harus selalu memenuhi ekspektasi dari keluarga dan juga masyarakat yang memiliki harapan tertentu terhadap mereka.

(BACA JUGA: Jauh dari Kesan Glamor, Nagita Slavina Tampil Sederhana Saat Rayakan Ulang Tahun Rafathar)

Seolah peran wanita sudah ditentukan sejak lahir, para wanita berupaya untuk tidak mengabaikan setiap ekspektasi tersebut agar segala sesuatunya tidak menjadi sebuah kesalahan dan masalah yang rumit.

Ketika mereka harus memilih antara melanjutkan pendidikan, memilih pekerjaan yang tepat atau menentukan waktu untuk menikah, di saat itulah mereka harus memutuskan untuk tujuan hidup mereka.

Sebagian besar wanita Indonesia yang telah mengikuti survei dari Pantene mengatakan, bahwa perjalanan mencapai tujuan hidup itu tidak pernah mudah.

Mereka harus selalu mengatasi setiap rintangan yang terjadi karena mereka tahu itu semua akan membuat mereka lebih bijaksana, kuat dan percaya diri.

(BACA JUGA: Biasa Bergaya Kalem, Natasha Wilona Tampil Nyentrik dengan Makeup Colorful, Makin Cute!)

Bagi 91% wanita Indonesia mengaku ingin memiliki keluarga dan menjajaki dunia karir di saat yang bersamaan, namun banyak kendala yang membuat mereka tidak dapat melakukan keduanya.

Sebanyak 48% di antaranya karena tidak memiliki kesempatan untuk belajar, 38% merasa harus menyeimbangkan antara pekerjaan dan pendidikannya, sedangkan 28% lagi harus berjuang melawan ekspektasi dan kritikan sosial dari masyarakat.