Grid.ID - Nilai tukar mata uang Indonesia, Rupiah kembali tertekan ke level terendah sejak Oktober 2015.
Dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (15/8) pukul 10.04 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah ke Rp 14.644 per dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah melemah sebesar 0,41 persen ketimbang penutupan perdagangan kemarin Rp 14.584 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan pelemahan rupiah ini merupakan efek krisis Turki.
BACA : 3 Calon Negara Bangkrut Tahun 2018, Salah Satunya dari Asia Tenggara
Yang dimana di Turki dolar terlalu kuat terhadap mata uang Lira.
"Faktor dari krisis Turki masih cukup besar terhadap negara-negara berkembang dan Indonesia masuk ke salah satunya," katanya seperti dikutip dari Kontan.co.id, hari ini.
Keadaan bakal menjadi lebih runyam karena bulan depan Bank Sentral AS Federal Reserve akan menaikkan suku bunga untuk ketiga kalinya dalam setahun ini.
BACA : Kurang Waspada, Seorang Turis Tewas Setelah Kepalanya Kena Baling-baling Ekor Helikopter
Hal ini bakal membuat rupiah lebih melemah dan dolar AS semakin kuat.
"Saya kira BI masih akan mempertahankan suku bunga untuk saat ini dan kemungkinan kenaikan suku bunga juga merupakan langkah antisipasi saat the fed akan menaikan suku bunga," imbuh Faisyal.
Seperti diketahui jika krisis Turki diprediksi akan berdampak luas terutama di Eropa.
BACA : 4 Fakta Menarik di Peringatan HUT Jawa Tengah ke-68
Hal tersebut dikarenakan sanksi ekonomi Amerika Serikat terhadap Turki.
Sementara itu PM Turki, Erdogan berusaha mati-matian agar ekonomi negaranya menjadi stabil kembali.
Salah satunya ialah meminta masyarakat Turki memboikot produk-produk AS agar Lira kembali menguat.(*)