Laporan Wartawan Grid.ID, Nindya Galuh A.
Grid.ID - Anjloknya nilai tukar mata uang Lira terhadap Dolar AS justru menjadi kabar gembira buat para turis Asing yang sedang mengunjungi Turki.
Kurs Lira yang merosot tajam membuat para turis ini rela datang jauh-jauh ke Istanbul untuk sekadar shopping.
Para turis ini bahkan rela antre di tengah cuaca panas demi mendapatkan barang mewah incarannya.
Dilansir Grid.ID dari laman Express.co.uk, Rabu (15/8/2018), para turis yang datang hanya untuk sekada borong barang mewah ini kebanyakan berasal dari Arab Saudi dan Asia.
(BACA JUGA: Calon Anggota Paskibra Asal Sumatera Utara Meninggal di Mes Usai Latihan, Begini Kronologinya)
Toko-toko barang mewah macam Louis Vuitton, Chanel, dan Prada di Istanbul mendadak diserbu pembeli.
Bagaimana tidak, akibat melemahnya nilai tukar mata uang Lira, barang-barang mewah yang tadinya mahal berubah jadi sangat murah.
Hampir semua barang-barang bermerk di jual dengan harga diskon sampai 30 persen.
Salah satu turis asal Kuwait mengaku sangat antusias dengan aktivitasnya belanja barang mewah selagi Lira anjlok.
(BACA JUGA: Tak Malu-malu, Nikita Mirzani Peluk dan Pamerkan Sosok Pria Idamannya!)
"Kami membeli beberapa baju, makeup, dan barang-barang branded lainnya," ujar turis bernama Fatima Ali.
"Semua harganya jadi murah-murah," imbuhnya.
Sama seperti turis lainnya, Fatima Ali juga sampai rela membawa koper kosong untuk memasukkan barang-barang mewah hasil buruannya selama di Turki.
Bahkan beberapa turis asing sengaja memeriksa nilai tukar Lira secara real time agar tahu perkembangan terkininya.
(BACA JUGA: Mak Nyak Senang Film 'Si Doel' Sudah Ditonton Lebih dari Satu Juta Orang)
Salah satu pembeli mengatakan bahwa ia bisa menghemat sampai 1.000 Dolar AS jika membeli barang mewah di Turki daripada di tanah airnya sendiri.
Melansir laman abc.net.au, Lira mecapai rekor terendahnya ketika Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan penggandaan tarif impor baja dan aluminium untuk Turki pada 10 Agustus 2018 lalu.
Melansir Kompas.com, sebelumnya sektor pariwisata Turki sempat mengalami tekanan setelah aksi kudeta yang gagal pada tahun 2016 silam.
Namun kini, para turis sudah mulai berani mengunjungi negara ini.
(BACA JUGA: Tak Sengaja Pungut Kotak Panjang Berwarna Emas dari Tempat Sampah, Ketika di Buka Isinya Amat Istimewa)
Bahkan, Asosiasi Biro Perjalanan Turki (TURSAB) Firuz Baglikaya mengatakan, ada peningkatan sektor pariwisata sebesar 30 persen dibandingkan tahun lalu.
Meski kebanyakan turis Asing merasa senang dengan anjloknya nilai tukar Lira, ada juga seglintir turis yang merasa apes.
Ini karena mereka mengkonversikan mata uang asing ke mata uang Turki sebelum krisis terjadi.
"Saya cukup terkejut karena saya mengambil banyak uang dari bank dalam mata uang lira."
"Tapi ketika bangun pada pagi hari, saya kehilangan sekitar seratus atau dua ratus dalam waktu satu malam," kata turis asal Tiongkok, Kobe Wu Kejia.
(BACA JUGA: Liburan ke Los Angeles, Titi Kamal Kecup Mesra Christian Sugiono!)
(*)