Grid.ID - Berat badan ideal tentu menjadi dambaan setiap orang.
Banyak cara dilakukan termasuk menjaga pola makan, dan olahraga yang ketat.
Namun banyak pula yang merasa kesulitan saat harus menahan rasa lapar.
Namun kini sudah ada banyak pola diet terbaru yang diklaim bisa membuat kita tetap bisa "menikmati hidup" namun berat badan terjaga.
(BACA JUGA: Apasih yang Terjadi Kalau Kita Tidak Tidur Seharian? Yuk Cari Faktanya)
Salah satu diet terbaru adalah diet "Makan, Berhenti, Makan".
Dipopulerkan oleh Brad Pilon, diet ini merupakan salah satu penelitiannya mengenai puasa jangka pendek.
Menurut Pilon, Eat Stop Eat pada dasarnya mengharuskan kita puasa 24 jam, dua kali seminggu, lalu makan secara "bertanggung jawab" selama lima hari, tapi tidak perlu diet.
"Kita tetap bisa makan tiga kali sehari, bahkan 20 kali. Selama kita makan secara bertanggung jawab dan menjaga asupan keseluruhan terjaga," kata Pilon dalam situsnya.
(BACA JUGA: 7 Manfaat Tidur dengan Bantal Guling Bagi Kesehatan)
Menurut Pilon, kita tetap harus makan sesuatu setiap hari.
Misalnya saja kita berpuasa dari jam 8 pagi ke jam 8 pagi esok hari, maka kita harus sarapan sebelum jam 8 pagi lalu "buka puasa" setelah jam 8 pagi keesoan hari.
Cara kerja
Karena Eat Stop Eat merupakan variasi dari diet puasa, maka diet ini bekerja dengan cara memacu metabolisme sebentar.
Menurut ahli gizi Eliza Whetzel-Savage, ketika kita membatasi makan pada jendela waktu tertentu, sebenarnya kita menciptakan periode puasa.
"Pada saat itu tubuh akan memakai cadangan glikogen dari karbohidrat dan juga lemak sebagai sumber energi. Ketika itu terjadi, tubuh akan mengubah mode menjadi status ketogenik dan membakar lemak sebagai bahan bakar," kata Eliza.
(BACA JUGA: Wajib Tahu, Berikut Deretan Makanan yang Pantang Dikonsumsi Penderita Hipertensi)
Pada dasarnya, saat kita berada pada fase puasa, tubuh akan mulai membakar lemak dan bukan karbohidrat.
Apakah diet semacam ini bisa menurunkan berat badan? Mungkin saja, karena asupan makanan kita berkurang dari biasanya.
Walau begitu, menurut ahli gizi Julie Upton, diet Eat Stop Eat, tidak lebih baik atau lebih buruk dibanding diet puasa lainnya, misalnya saja diet 5:2 (diet yang mengharuskan kita makan 25 persen kalori lebih sedikit dari biasanya selama 2 hari, lalu 5 hari makan sepuasnya).
"Diet Eat Stop Eat adalah variasi dari diet intermittent. Tidak ada data apakah pola diet ini lebih buruk atau lebi baik," katanya.
Diet ini juga pada umumnya lebih sulit untuk dijaga konsistensinya. (Lusia Kus Anna/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jurus Baru Langsingkan Tubuh, Diet "Makan, Berhenti, Makan""