Grid.ID - Popok kini menjadi perlengkapan wajib yang selalu ada di lemari bayi.
Popok dianggap simpel dan tidak merepotkan karena bisa menyerap kotoran bayi dalam waktu yang cukup lama.
Namun, meski memiliki banyak manfaat, popok juga memberikan efek negatif, salah satunya ruam popok.
Dermatitis popok atau ruam popok merupakan gangguan kulit yang bisa timbul akibat adanya peradangan di daerah yang tertutup popok.
(BACA JUGA : Salut, Deretan Selebriti Ini Ternyata Pernah Jadi Pasukan Pengibar Bendera)
Ruam popok ini biasanya terjadi pada bayi di usianya yang 9-12 bulan.
Umumnya ruam popok ini berkaitan dengan pemakaian popok.
"Kondisi ini bisa mengakibatkan kemerahan hingga bruntusan pada bayi," ujar dr. Matahari Arsy, SpKK dari Bamed Skincare pada acara Seminar Media Bamed Skincare di Jakarta (16/08) dikutip Grid.ID dari Nakita.
Ruam ini bisa disebabkan karena iritasi, infeksi, dan alergi.
Namun, ruam popok bisa lebih sering terjadi saat si kecil mengalami diare atau tengah mengonsumsi antibiotik.
(BACA JUGA : Endy Arfian Ogah Dicap Sebagai Aktor Spesialis Horor)
Iritasi biasanya bisa disebabkan karena kontak antara kulit bayi dengan urin maupun feses.
Di samping itu, infeksi juga bisa mengakibatkan adanya ruam yang biasanya disebabkan oleh paparan bakteri maupun jamur.
Dermatitis ini juga bisa disebabkan karena reaksi alergi si kecil karena bahan popok maupun bahan pewangi hingga alkohol yang terdapat pada tisu basah atau tisu pembersih.
Tanda yang paling umum dan paling awal dari dermatitis popok sendiri adalah kemerahan.
"Kalau kemerahan saja pakai krim-krim yang ada di drug store juga bisa, tapi kalau sudah sampai luka sebaiknya ke dokter.
Karena bisa ada risiko infeksi, krim-krim di pasaran tidak bisa mengobati," ujar dr. Matahari.
(BACA JUGA : Penampilan Cantik Yuni Shara Saat Rayakan Hari Kemerdekaan Bersama Murid-murid PAUD-nya)
Lalu popok jenis apa ya yang disarankan?
Orang tua mungkin sudah sering mendengar istilah Cloth Diapers atau Clodi.
Popok jenis ini merupakan popok berbentuk kain, bisa dicuci dan dipakai berkali-kali.
Menurut dokter Matahari, apapun jenis popoknya, setiap 3-4 jam harus dibuka dan harus segera diganti saat bayi buang air besar.
Namun bila harus memilih, dokter Matahari lebih merekomendasikan popok daily absorber yang bisa lebih cepat menyerap.
(BACA JUGA : Harus Peka nih, Inilah 5 Hal yang Menandakan Kalau Si Dia Diam-diam Suka Kamu)
"Sebenarnya kalau clodi masih tetap masih ada waktu urine menempel di kulit, yang kita butuhkan harusnya sebentar mungkin menempel dengan kulit.
Hal ini karena urine yang menempel lebih lama bisa menyebabkan maserasi, perlunakan sehingga menyebabkan iritasi," ujar dokter Matahari.
Tapi, clodi masih disarankan dipakai asalkan Orang tua rutin menggantinya.
Yuk cegah dermatitis popok ini dengan lebih sering mengganti popok dan ciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan bayi. (Anisyah Kusumawati/NAKITA)
(Artikel ini pernah tayang di Nakita dengan judul : "Jangan Sepelekan Dermatitis Popok, Ini Jenis Popok yang Disarankan")