Mahathir secara langsung menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang membuat kekeliruan besar sehingga negara berada di ambang kebangkrutan.
Tapi Mahathir lebih memilih bertindak daripada menyalahkan terus menerus rezim korup Najib Razak, karena jika membicarakan korupsi pemerintahan terdahulu bisa menghabiskan waktu berhari-hari.
"Karena itu, kami bakal fokus merealisasikan janji yang kami buat saat kampanye," tambahnya.
BACA : Misil Taming Sari, Rudal Bernama Aneh Buatan Malaysia yang Tak Pernah Produksi Hingga Detik Ini
Hingga saat ini janji kampanye dari Mahathir baru tiga yang ditepati.
Yakni memulihkan pajak penjualan dan barang (GST), memberikan ampunan bagi Anwar Ibrahim dan membuka kasus mega korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) bentukan Najib Razak.
Kemudian, pemerintahan Mahathir berusaha merampungkan isu-isu horizontal yang dialami komunitas India di Malaysia.
"Melalui berbagai terobosan yang dilakukan, kami ingin masyarakat melihat apa saja yang sudah kami capai sejak 9 Mei lalu," tegasnya.
Mahathir juga mengakui jajaran kabinetnya ada beberapa Menteri yang tak mempunyai pengalaman mengelola sektor yang berwenang mengurus hajat hidup orang banyak.
"Setiap orang pastinya tak luput dari kesalahan. Namun, kami tidak akan terlalu reaktif jika ada yang mengkritik," pungkas Mahathir.(*)