Grid.ID - Jika orang melihat penampilan seorang ibu bernama Margaretha Hati Manhitu (78) pastilah tertipu.
Dengan mengenakan pakaian sederhana, bersarung dan tanpa alas kaki yang saban harinya berjualan buah Asam.
Namun siapa sangka, beliau adalah ibu dari Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) Raymundus Sau Fernandez.
Setiap harinya, kegiatan Margaretha ialah mencari buah Asam.
BACA : Temukan Ruang Bawah Tanah di Rumah Barunya, Suami Istri Ini Kaget Ketika Melihat Isi di Dalamnya
Setelahnya di rumah sederhananya di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, NTT ia dibantu dengan dua orang cucu dan seorang kerabat mengupas kulit buah Asam.
Selesai mengupas Asam, Margaretha lantas mencucinya dan segera ia jual kepada pembeli yang sudah menjadi pelanggan tetapnya.
Uang hasil dari jerih payah jualan Asamnya digunakan Margaretha dan sang suami, Yakobus Manue Fernandez (84) untuk mencukupi keperluan sehari-hari.
Rutinitas menjual buah Asam sudah dilakukan Margaretha semenjak Raymundus Sau Fernandez masih kecil.
Syukur, usahanya menghidupi keluarga bisa mengantarkan Raymundus duduk di bangku sekolah hingga sekarang ia jadi Bupati TTU.
BACA : Malaysia Calon Negara Bangkrut, PM Mahathir : Membayar Bunganya Saja Sudah Membuat Kami Bangkrut!
Selain menjual buah Asam, Margaretha juga berjualan sayur.
Raymundus yang masih mengetahui sang ibu masih banting tulang jualan Asam sudah berulang kali melarangnya.
Bukannya malu, akan tetapi Raymundus lebih mengkhawatirkan kondisi fisik orang tuanya yang sudah menua, takut kesehatan mereka terganggu.
Akan tetapi Margaretha menolak larangan anaknya itu.
Sebab ia tak mau menjadi beban bagi anaknya.
"Kami tidak mau membebani anak kami, karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari," ujar Margaretha seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (18/8).
BACA : Diberi Mobil dan Uang Sekoper Oleh Pacarnya yang Cantik, Namun Pria Ini Malah Meminta Putus!
"Saya selalu pesan buat anak saya untuk kerja yang baik untuk rakyat dan jaga nama baik keluarga," tambahnya.
Padahal jika mau, Margaretha bisa saja hidup enak dengan apa yang sudah diperoleh oleh anaknya yang sudah dua kali periode sebagai Bupati TTU.
Raymundus tak berani melarang lagi keinginan orang tuanya untuk tetap bekerja.
Hal ini karena Margaretha selalu beralasan karena ia dan suaminya sudah menanam semuanya dikebun dan harus dijual.
"Saya sudah larang, tapi mama tetap tidak mau, karena mama bilang kita sudah tanam di kebun, jadi hasilnya harus dijual,"kata Raymundus.
Tapi di hati Raymundus ia sangat bangga dan meneladani sikap pekerja keras penuh tanggung jawab kedua orang tuanya.
Raymundus mengaku, banyak belajar dari apa yang telah diajarkan oleh ibunya, yang ditunjukan pada dia dan adik-adiknya sejak kecil.
"Kerja keras, kerja tanggung jawab sampai tuntas dan ini pelajaran yang sangat berharga buat diri saya sampai saat ini, saya pegang teguh dalam hidup," ucapnya.
"Mama dalam usia yang sudah 78 tahun, masih tetap kerja kebun dan sawah bersama bapak. Tentu hal yang sangat berharga buat saya. Mereka selalu mengatakan kepada saya bahwa, nikmatilah keringatmu sendiri lebih berharga dan tidak boleh ambil hak orang lain," pungkas Raymundus.(*)