Laporan Wartawan Grid.ID, Chandra Wulan
Grid.ID - Di Indonesia, pawai biasanya diadakan saat malam takbiran sebelum Idul Fitri.
Sementara Idul Adha biasanya lebih tenang.
Berbeda dengan yang terjadi di Maroko.
Beberapa hari setelah Idul Adha, kemeriahan baru terasa.
Hewan-hewan yang disembelih di pagi hari setelah salat Ied, diambil tanduk dan kulitnya.
(Baca juga: Bukan Hanya Terancam Bangkrut, CIA Amerika Juga Bocorkan Rahasia Negara Malaysia)
Tanduk-tanduk dan kulit-kulit itu lalu dibersihkan dan dipakai sebagai kostum di festival yang diselenggarakan beberapa hari setelahnya.
Disebut Festival Boujloud, oleh masyarakat internasional dijuluki pula sebagai Halloween-nya Maroko.
Dilansir dari portal berita Al Jazeera, orang-orang bernyanyi, menari dan memakai kostum dalam festival ini.
Festival Boujloud berakar dari suku Berber.
(Baca juga: Lindswell Kwok, Ratu Wushu Indonesia Raih Medali Emas Asian Games 2018)
Properti yang digunakan berupa kulit domba, kulit kambing masih lengkap dengan bulunya, hingga bulu-bulu burung.
Wajah-wajah peserta festival juga digambari dengan arang atau pewarna lain.
Semakin seram dan berwarna, semakin meriah pula.
Festival Boujloud bisa berlangsung berhari-hari hingga seminggu lamanya.
(Baca juga:6 Sajian Khas Turki yang Biasa Disantap Saat Idul Adha, Nasi Termasuk!)
Anak-anak dan wanita biasanya menonton sambil menyanyikan berbagai lagu lokal hingga tengah malam.
Boujloud sendiri berarti órang yang memakai kulit domba'.
Di tengah rute festival, para Boujloud ini bisa saja menyentuh anak-anak secara simbolik.
Maknanya adalah mengusir roh jahat dengan kekuatan hewan yang telah dikurbankan.
(Baca juga: Kylie Jenner Tampil Beda dengan Hair Extension Impor dari Rusia Seharga Ratusan Juta Rupiah)
Entah sudah sejak kapan festival ini dilangsungkan.
Namun yang jelas, Festival Boujloud dinilai merupakan salah satu kekayaan budaya Maroko.
(*)