Laporan Wartawan Grid.ID, Pradipta Rismarini
Grid.ID – Tangisan pada bayi mungkin dianggap sebagai hal yang wajar.
Tapi bagaimana jika tangisan itu terjadi terus menerus dan tidak berhenti?
Ada beberapa sebab yang membuat bayi menangis, di antaranya lapar, lelah, mengantuk, kepanasan atau kedinginan, dan popok terlalu basah atau penuh
Selain itu, bayi juga akan menangis ketika mengalami kolik.
(BACA JUGA: Enno Lerian Ceritakan Serunya Main Bareng Anak di Playground, Bikin Nagih!)
Kolik adalah kondisi yang memengaruhi hampir semua bayi selama beberapa bulan pertama.
Dalam kondisi ini, bayi akan menangis secara tiba-tiba dan sulit untuk ditenangkan.
Bayi juga akan alami tidur yang tidak teratur, nafsu makan yang buruk, dan sebagainya.
Penyebabnya masih terus dicari sampai saat ini, akan tetapi kolik kerap dikaitkan dengan gangguan pencernaan.
(BACA JUGA: 4 Makanan Ini Bisa Bantu Para Calon Ibu Seperti Raisa Agar Bayi Lahir dengan Kulit Indah)
Di samping itu, ada pula kondisi yang disebut dengan PURPLE cry, apakah itu?
Istilah PURPLE cry diciptakan oleh Ronald Barr, yang digunakan untuk menggambarkan tangisan persisten pada bayi dan kolik ada salah satu fasenya.
Disebut dengan PURPLE cry, karena memiliki arti sebagai berikut.
P : Peak of Crying
Disebut juga puncak menangis, biasanya terjadi setelah 2 bulan kelahiran.
U : Unexpected crying
Atau tangisan tidak terduga karena dianggap tidak ada sesuatu yang menyebabkannya dan bayi sangat sulit ditenangkan.
R : Resist soothing
Bayi tidak bisa ditenangkan, meski kamu sudah melakukan banyak cara termasuk menyusuinya.
(BACA JUGA: Ibu Menyusui Boleh Minum Kopi, Masa sih? Berikut Penjelasannya)
P : Pain like face
Bayi menunjukkan ekspresi kesakitan pada wajahnya.
L : Long lasting
Tangisan bayi bisa bertahan hingga berjam-jam.
E : Evening
Biasanya tangisan ini dimulai pada sore atau malam hari.
Periode PURPLE sebetulnya normal dalam perkembangan bayi.
PURPLE biasanya mulai terjadi pada sekitar usia 2 minggu dan dapat berlanjut hingga usia 4 bulan.
Lantas bagaimana cara mengatasi periode ini?
Kamu bisa mencoba menyusui bayi, memberi makanan hangat pada bayi, lakukan pemijatan di area punggung, lengan dan kaki bayi, peluk bayi dan beri rasa nyaman, serta lakukan kontak mata dengan tersenyum. (*)