Jadi jika ada rakyat Venezuela mau membeli tisu toilet harus menenteng karung berisi uang seberat 2 kilogram tadi ke toko untuk melakukan transaksi.
Merepotkan sekali bukan.
Sekarang bagaimana dengan komoditas lainnya?
Satu contoh lagi, seekor ayam utuh di Venezuela sekarang bisa dihargai melebihi harga rumah mewah di Indonesia, yakni 14,6 miliar bolivar!
Gara-gara krisis moneter parah ini rakyat Venezuela amat nelangsa.
Apalagi para karyawan perusahaan di sana tak luput dari cengkeraman kemiskinan.
Karyawan enggan digaji dengan uang karena bolivar sudah tak berharga.
BACA : Ini Jangka Waktu yang Diperbolehkan Menyimpan Daging Kurban Menurut Anjuran Nabi
Akibatnya perusahaan mempunyai 'kreativitas' yakni mengupah karyawannya dengan telur ayam dan mata uang asing macam dolar AS.
Sial bagi pemerintah Venezuela, mata uang barunya itu malah mendapat rasa ketidakpercayaan dari masyarakatnya dan mereka memilih menggunakan mata uang asing milik negara lain yang digunakan untuk transaksi.
Meski demikian, pemerintah Venezuela yakin penerbitan mata uang baru ini bisa menekan laju inflasi.
Tapi sekali lagi banyak kalangan meragukan langkah pemerintah Venezuela ini.
Hal tersebut berkaca ketika mendiang presiden Venezuela, Hugo Chavez pernah melakukan hal serupa pada tahun 2008.
Namun hasilnnya tetap saja hiperinflasi melanda negara Amerika Latin tersebut.(*)