Laporan wartawan Grid.ID, Veronica Sri Wahyu Wardiningsih
Grid.ID - Taufik Hidayat adalah mantan pebulu tangkis tunggal putra untuk Indonesia.
Awalnya ia bermain di klub SGS Elektrik Bandung.
Putra pasangan Aris haris dan Enok Dartilah ini adalah peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final.
(BACA JUGA: Prilly Latuconsina Gandeng Novelis Pidi Baiq untuk Rilis Buku Kedua)
Pada 21 Agustus 2005, Taufik menjadi juara dunia dengan mengalahkan pemain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final.
Juara itu membuat Taufik Hidayat menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia BWF dan Olimpiade secara berturut-turut.
Selain itu, ia juga memegang gelar juara tunggal putra Asian Games 2002 di Busan dan 2006 di Doha.
Sebagai pemain tunggal putra, Taufik Hidayat mencatat sejarah sebagai pemain bulu tangkis dengan pukulan smash tercepat yang mencapai 305 km/jam pada semifinal Kejuaraan Dunia 2006 di Madrid.
Ia juga dikenal dengan pukulan backhand smash tercepat yang mencapai 206 km/jam.
Pada tahun 2013, Taufik Hidayat pensiun dari dunia bulu tangkis.
Meski begitu, ia tetap aktif terlibat dalam pesta Asian Games 2018 dengan memberi dukungan penuh untuk para atlet bulu tangkis.
Lewat laman Instagramnya, Taufik membagikan kebersamaannya bersama dua pemain bulu tangkis Indonesia, fajar Alfian dan Anthony Sinisuka Ginting.
(BACA JUGA: Prilly Latuconsina Tulis Novel dari Kisah Nyata Seseorang, Penasaran!)
Potret tersebut diunggah Taufik pada 15 Agustus 2018 yang menggambarkan ketiga kebanggaan Indonesia itu sedang duduk berjejer di sebuah meja makan.
Taufik Hidayat terlihat gagah mengenakan kemeja putih dan diapit kedua atlet, Fajar mengenakan kaus berkerah berwarna merah serta Anthony mengenakan kaus berwarna jingga.
Sebagai seorang mantan atlet yang sudah mengalami manis getir di lapangan, Taufik memberikan kenyataan yang menohok dalam keterangan fotonya.
Bagi pria berusia 38 tahun itu, semua atlet hanya bisa terus berlatih dan berdoa yang bisa menciptakan 99 persen upaya.
Sedangkan 1 persennya berpasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Taufik Hidayat meyakini jika sudah berusaha sekuat tenaga, segalanya bisa menjadi mungkin.
Tercatat selama 17 tahun menekuni karier sebagai pebulutangkis profesional dan sudah meraih 27 gelar juara, Taufik Hidayat mengakui jika ranking itu tidak mempengaruhi.
Menurutnya yang terpenting ialah setiap pertandingan hasilnya stabil.
Taufik Hidayat menyatakan bahwa tidak ada alasan pemain kalah dengan ranking yang lebih rendah atau lebih atas dari atlet itu sendiri.
"Support to @sinisukanthony @fjralf95 kita hanya bisa latihan dan latihan dan ber doa.dengan begitu kita sudah nemenuhi 99 persen upaya kita. 1 persennya di tangan yg di atas.kalo kita sudah berusaha apasih yg gak bisa?"
"Kalo sekarang rangking itu gak ngaruh, yg penting setiap pertandingan hasilnya stabil udah bagus.tidah ada lagi alasan pemain kalah sama rangking yg lebih rendah atau di atasnya," tulis Taufik Hidayat pada captionnya dikutip Grid.ID (24/8).
(*)