Grid.ID - Sama seperti pasangan selebriti Gigi Hadid dan Zayn Malik atau bahkan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, pasti banyak di antara kamu yang pernah mengalami putus nyambung.
Yup, hal ini memang cukup sering terjadi dalam suatu hubungan asmara.
Tetapi, terlalu sering 'putus nyambung' rupanya bisa berdampak buruk pada kualitas hubungan dan kesehatan mental mereka yang terlibat di dalamnya.
Dilansir dari Independent, sebuah riset terbaru menemukan, terlalu sering 'putus nyambung' memiliki efek buruk pada kesehatan mental seseorang.
BACA JUGA: Kembaran Gaya Rambut Jadi Cara Justin Bieber dan Hailey Baldwin Tunjukkan Kekompakan
Riset dilakukan oleh peneliti dari University of Missouri, Columbia. Untuk hasil yang optimal, periset merekrut 500 orang yang telah memiliki kekasih, di mana 60 persen dari mereka memiliki hubungan asmara 'putus nyambung'.
Dibandingkan dengan pasangan yang memiliki hubungan asmara stabil, mereka yang berada dalam kisah cinta dengan banyak drama 'putus nyambung' memiliki risiko kekerasan yang lebih tinggi, komitmen yang rendah, dan komunikasi yang lebih buruk.
Hubungan semacam ini ternyata berkaitan dengan tekanan psikologis yang lebih besar, seperti depresi dan kecemasan.
"Hubungan asmara yang tak stabil biasanya terjadi ketika salah satu pihak kurang berkomitmen," papar pelatih kencan bernama James Preece.
BACA JUGA: Penampilan Anggun Alyssa Daguise saat Rayakan Anniversary Bersama Al Ghazali
Menurutnya, pihak yang lebih serius dalam hubungan mentolerir ketidakstabilan pasangannya karena tidak ingin mengambil risiko kehilangan orang yang dicintainya.
"Perpisahan bisa disebabkan oleh perdebatan terus-menerus atau perselingkuhan, tetapi kedua belah pihak masih tertarik satu sama lain," tambahnya.
Ini membuat seseorang bertanya-tanya mengapa mereka tidak cukup baik untuk mempertahankan rasa cinta pasangannya.
“Ini dapat menyebabkan peningkatan kecemburuan, yang dapat membuat orang merasa cemas.
Semakin lama itu berlangsung maka semakin buruk yang mereka rasakan, bahkan menyebabkan depresi,” paparnya.
BACA JUGA: Penampilan Modis Menantu Cantik SBY, Aliya Rajasa Saat Saksikan Perlombaan Renang Asian Games 2018
Jika seseorang membuat kita merasakan hal seperti ini, Preece menyarankan segera terlepas dari hubungan putus nyambung.
Psikolog Madeleine Mason Roantree menjelaskan hubungan yang diwarnai 'putus nyambung' sering terjadi ketika kedua pasangan pada dasarnya tidak bisa bersama lagi.
Tapi, mereka masih memiliki hasrat seksual kuat sama lain yang membuat mereka kembali menjalin kasih.
Pada akhirnya, inilah yang membuat dinamika 'putus nyambung' memiliki efek negatif.
Menurut Preece, hubungan semacam ini biasanya diwarnai oleh emosional dan kekerasan fisik.
“Ini terjadi seolah-olah mereka tidak dapat hidup tanpa satu sama lain, namun ketika mereka bersama mereka saling menyakiti satu sama lain," ucapnya.
Menurut Kale Monk, selaku pemimpin riset, ketika mempertimbangkan kemungkinan untuk menyatukan kembali hubungan yang telah berakhir, penting untuk mengingatkan diri perihal alasan mengapa kita putus.
Sebelum memutuskan untuk kembali bersama, Monk menyarankan agar kita mendiskusikan masalah secara jelas dengan pasangan mengenai apa yang salah pada awalnya.
Kita juga perlu mempertimbangkan dengan serius kemungkinan masalah ini terjadi kembali jika kita memutuskan untuk kembali bersama. (Ariska Puspita Anggraini/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Normalkah Hubungan Asmara yang 'Putus Nyambung'?"