"Untuk sementara kan kalo horor itu memang dialognya gak sebanyak itu sih. Jadi aku gak perlu terlalu mikirin motivasi atau apaan jadi dalam-dalamnya itu yang paling banyak harus kita benahin itu adalah scene, mistisnya, ceritanya, cutting-nya, gimana kita bisa men-jump scare. Itu yang paling penting dalam horor," sambungnya saat ditanyai kesulitan melakoni dua pekerjaan dalam waktu bersamaan.
BACA JUGA: Masih Kecewa, Keluarga Belum Menjenguk Fariz RMUntuk debutnya kali ini, Maxime mengaku pemilihan genre horor dikarenakan dirinya tertarik di bidang editing yang referensi filmnya berasal dari film horor Asia, serta pangsa pasar penonton film horor yang sangat besar di Indonesia."Aku masih belajar di posisi editingnya, aku ada beberapa nonton film horor yang beberapa jump scare-nya sudah bisa kita prediksi dengan musiknya atau apa. Nah, itu yang sesuatu yang aku mau pikirin," tutupnya. (*)