Find Us On Social Media :

Dapat Peran Sebagai Penderita Autisme di Film Dancing in the Rain, Dimas Anggara Belajar Sesuatu

By Ria Theresia, Selasa, 4 September 2018 | 11:47 WIB

Dimas Anggara saat ditemui Grid.ID di kawasan Cibinong pada Sabtu (1/9/2018) lalu.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ria Theresia Situmorang

Grid.ID - Tak butuh waktu lama bagi aktor Dimas Anggara untuk kembali ke dunia hiburan setelah melangsungkan pernikahan dengan Nadine Chandrawinata pada 15 Juli 2018 lalu.

Awal September ini, Dimas sudah kembali melakukan promosi untuk film terbarunya yang diberi judul Dancing in the Rain.

Dalam film yang juga akan dibintangi oleh Bunga Zaenal, Deva Mahendra dan Christine Hakim ini, Dimas Anggara mendapatkan peran yang tidak biasa ia mainkan, yakni menjadi penderita autisme.

BACA JUGA: Selain Meteor Garden, 5 Rekomendasi Drama Korea tentang Anak Kuliah Ini Bisa Jadi Pilihan

"Selama proses syuting didampingi oleh psikolog yang memang memegang anak autis. Setiap body language yang saya lakukan didampingi oleh psikolog. Saya sebenarnya juga agak takut berperan dalam film ini, tapi setiap kata dan dialog itu semua sudah difilter oleh psikolog dan dibimbing oleh psikolog," ujar Dimas Anggara saat menjelaskan tantangan berperan dalam film yang disutradarai Rudy Aryanto ini.

Dimas kembali menjelaskan, tantangan yang ia dapatkan selama proses syuting sangatlah banyak mengingat dari awal ia ingin mendapatkan karakter yang berbeda.

"Pas ditantang berperan jadi sosok autis, saya perlu waktu dulu (untuk memikirkan). Dan saya akhirnya mau karena tertarik. Wah, ini bukan sesuatu yang mudah buat saya," lanjut Dimas Anggara saat ditemui Grid.ID di kawasan Cibinong pada Sabtu (1/9/2018) lalu.

BACA JUGA: Minum Ibuprofen saat Menyusui, Aman Nggak sih? Bagaimana Dampaknya pada Bayi?

Semenjak berperan sebagai penderita autis dalam film yang akan tayang pada Oktober mendatang ini, Dimas Anggara akhirnya menyadari sesuatu dari karakternya itu yang tidak dimiliki orang normal lainnya.

"Anak autis sebenarnya memiliki kelebihan spesial karena kita tidak tahu apa pikiran mereka, karena hanya dia dan Tuhan yang tahu," imbuhnya.

"Kalau kita kan kadang-kadang bisa baca pikiran dan mereka tuh tidak bisa dibaca. Kalau mereka karena punya anugerah dari Tuhan kadang-kadang bisa baca pikiran kita," tutupnya. (*)