Grid.ID- Bagi beberapa pandangan masyarakat Jawa, Bulan Suro atau dalam penanggalan islam disebut Muharram, dianggap sebagai salah satu bulan yang dikeramatkan.
Hal tersebut, membuat beberapa masyarakat Jawa pantang untuk melakukan beberapa hajatan termasuk pernikahan.
Mereka menganggap jika hal ini dilanggar akan ada nasib buruk di waktu mendatang.
BACA JUGA : Kisah Balita 22 Bulan yang Hilang Dalam Hutan Selama 4 Hari, Begini Kondisinya Saat Ditemukan
Lalu, bagaimana kepercayaan tentang pantangan menikah di bulan Suro ini bermula?
Soal pantangan menikah di bulan Suro, pengamat budaya Jawa, Han Gagas, memberi keterangannya.
Melalui WhatsApp Han Gagas menjelaskan, menurut kepercayaan Hindu, dikisahkan Suro dikuasai Batara Kala. Suro adalah penguasa waktu yang menjalankan hukum karma atau sebab akibat.
BACA JUGA : Awalnya Gatal Biasa, Ternyata Belasan Cacing Bersarang di Matanya
"Suro, dewanya Batara Kala, yang suka makan manusia, dalam arti nasibnya. Sehingga buruk nasibnya," kata Han Gagas.
"Untuk itu, hal tersebut harus dihindari agar auranya menjadi baik," tambahnya.
Dijelaskan bahwa Suro suka makan manusia (dalam arti nasib), sehingga dipercaya apabila menyelenggarakan hajatan di bulan Suro akan menghadapi nasib yang buruk.
Akan lebih baik jika hajatan di bulan Suro tersebut dihindari agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.