Laporan Wartawan Grid.ID, Tata lugas Nastiti
Grid.ID - Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H akan jatuh pada tanggal 11 September 2018.
Peristiwa perubahan tahun ini adalah hal yang penting bagi umat islam di Indonesia
Berbagai tradisi diadakan dan dilakukan untuk merayakannya pergantian tahun islam tersebut.
Dikutip Grid.Id dari berbagai sumber, berikut daftar 4 tradisi unik warga Indonesia merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram ini:
1. Kirab Kebo Bule, Surakarta
Dari sekian banyak tradisi tahun baru islam 1 Muharram ini, Kirab Kebo bule mungkin yang paling akrab di telinga masyarakat.
Tradisi ini dilakukan oleh warga kota Surakarta atau Solo untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram setiap tahunnya.
Pada kirab ini, sejumlah kerbau albino yang dipelihara oleh Kasunanan Keraton Surakarta akan diarak berkeliling kota pada tengah malam.
Kirab ini sangat ditunggu-tunggu oleh warga kota Solo, karena kerbau albino yang diarak keliling kota itu dipercaya sebagai titisan Kyai Slamet.
Para warga akan berbondong-bondong berebut menyentuh tubuh kerbau ini karena dipercaya kerbau ini dapat mendatangnya keberuntungan dan rejeki bagi siapapun yang menyentuhnya.
2. Festival Tabot Tebuang, Bengkulu
Festival Tabot Tebuang adalah perayaan yang di rayakan oleh rakyat bengkulu untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram.
Tabot Tebuang adalah serangkaian terakhir dari 7 tahapan festival Tabot.
Festival Tabot diselenggarakan tidak hanya untuk merayakan pergantian tahun baru ISlam saja, tapi juga dalam rangka memperingati kematian Hasan dan Husein.
Hasan dan Husein sendiri adalah cucu dari Rasulullah SAW.
Rakyat Bengkulu percaya jika mereka tidak merayakan festival ini, akan ada peristiwa buruk menimpa.
3. Ngadulag, Sukabumi
Tradisi ngadulag pertama kali dipelopori oleh umat Majeli Ulama Indonesia atau MUI di Sukabumi dalam merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram.
Tradisi ini dilakukan dengan menebuk bedug yang terbuat dari kulit binatang sambil berkeliling kota.
Tradisi ini dimaksudkan untuk mengingatkan warga pada perayaan pergantian tahun Islam yang sakral.
4. Mubeng Benteng, Yogyakarta
Perayaan Tahun Baru Islam dirayakan dengan tradisi Mubeng Benteng oleh keraton Yongyakarta setiap 1 Muharram.
Mubeng Benteng ini diikuti dengan tradisi Tapa Bisu sebagai bentuk ritual.
Tapa Bisu memiliki arti merenung tanpa bicara dan Mubeng Benteng berarti berjalan mengelilingi benteng keraton.
Mubeng Benteng dan Tapa Bisu memiliki arti berjalan mengelilingi benteng tanpa berbicara atau membuat percakapan sama sekali sembari merenung.
Tradisi ini dilakukan dengan maksud merenungkan kesalahan dan kejadian yang telah dilakukan selama 1 tahun terakhir.
Dalam tradisi ini para rakyat diajak untuk merenung dan berdoa, memohon pengampunan pada Tuhan yang Maha Esa. (*)