Seandainya nilainya tidak berbeda dengan anggaran tahun lalu, .untuk menghadapi masa krisis, pihak Ragunan perlu melakukan penghematan.
MACAN "DIPUASAKAN"
Dalam kondisi ekonomi normal, pihak Ragunan'selalu memberikan makanan secara optimal, tidak berlebihan ataupun kurang.
Pada saat krisis moneter, menu optimal itu bisa turun menjadi menu standar, namun masih tetap memenuhi syarat untuk hidup sehat dan baik.
Baca Juga : Sempat Salah Jurusan Kuliah, Zeezee Shahab Buktikan Bisa Sukses dengan Passion
Sebagai upaya penghematan, KB Ragunan menerapkan langkah alternatif, a.l. pengurangan porsi, penjarangan jam makan, dan pemberian menu pengganti.
Untuk harimau misalnya, pengurangan porsi. Makannya dari 5 - 6 kg menjadi 4 kg daging/hari. Sementara penjarangan makannya dari enam menjadi empat kali seminggu.
Tadinya dalam seminggu hanya ada satu hari "puasa", yakni Minggu. Sekarang, penghuninya harus berpuasa tiga kali seminggu (Rabu, Jumat, dan Minggu).
Meski "dipuasakan", kesehatan dan penampilan satwa tetap dijaga. Bahkan, dengan menu diet khusus ini harimau tampak lebih ramping, gesit, dan atraktif.
Baca Juga : Roy Suryo Punya Gelar Kebangsawanan, Ternyata Karena Hal ini
Pengurangan porsi maupun penjarangan jam makan, menurut Atje, dilakukan terutama terhadap satwa dewasa.
Satwa anakan atau induk yang sedang bunting tetap diberi menu optimal agar pertumbuhan atau kesehatan mereka tak terganggu.