Lebih lanjut dia menjelaskan, morfologi daerah bencana secara umum merupakan kaki lereng Gunung Gede Pangrango dengan kemiringan lereng landai-menengah.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa Barat yang disusun A C Effendi tahun 1998, ujar Kasbani, batuan penyusun daerah bencana berupa endapan lebih tua, lahar dan lava, basal andesit dengan oligoklas-andesin, labradorit, olivin, piroksen, dan hornblenda (Qvpo).
"Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kabupaten Sukabumi, daerah bencana termasuk zona kerentanan gerakan tanah Menengah. Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan," ujarnya.
Baca Juga : Selama 2 Bulan, Seorang Pengandara Motor Jalani Misi Jakarta - Himalaya
Kasbani memberikan rekomendasi agar di sekitar lokasi dibuat batas-batas pengaman di sekitar terjadinya amblesan.
Kemudian, katanya, saluran atau terowongan air yang masih tersisa agar dibuka atau dibuat kontruksi yang memadai.
"Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi amblasan agar selalu waspada, apabila amblasan meluas agar mengungsi ke tempat yang lebih aman. Masyarakat agar selalu mengikuti arahan aparat pemerintah daerah setempat," ujar Kasbani.(*)