Grid.ID - Baru-baru ini pernyataan seorang profesor asal India menuai kontroversi dan kehebohan di tengah masyarakat.
Pasalnya profesor tersebut berujar bahwa ia menemukan akar permasalahan dari transgender dan anak-anak autis.
Ia mengungkapkan bahwa penyebabnya adalah pakaian denim yang ketat dan terinspirasi oleh kaum laki-laki.
Rajith Kumar, seorang dosen botani berkomentar tentang apa yang harus perempuan kenakan di Sree Sankara College Kalady, sebuah acara TV yang baru-baru ini menyiarkannya.
Baca Juga : Keji! Para Perempuan Diculik dan Dijadikan Budak Seks Oleh ISIS
Seperti dikutip dari India Today, Kumar berkata:
“Seorang perempuan yang berpakaian seperti laki-laki, apa yang akan menjadi karakter anak yang dia lahirkan? Anak-anak ini disebut transgender. ”
Ia juga menekankan bahwa anak-anak yang patuh, baik laki-laki maupun perempuan adalah mereka yang berpakaian seperti jenis kelaminnya.
Rajith Kumar juga mengatakan bahwa anak-anak autis disebabkan oleh orangtua baik laki-laki maupun perempuan yang memberontak dan tidak taat pada norma-norma, khususnya perempuan yang mengenakan jins.
Namun, sepertinya kini profesor ini tidak dapat lagi membuat pernyataan publik yang menghebohkan.
Baca Juga : Yuk Cari Tahu Kesibukan Si Kembar, Keponakan Erick Thohir yang Peduli Satwa Langka!
Hal ini lantaran Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial India, KK Shylaja, telah melarangnya terlibat dalam program pemerintah.
Menteri menjelaskan, Rajith Kumar telah secara konsisiten muncul dengan ide-ide seksis pada saat ini.
Mereka juga mengambil tindakan hukum terhadap Rajith Kumar atas pernyataannya yang merendahkan tersebut.
Tetapi, Rajith sangat tegas tentang pendapatnya.
Ia membenarkan pernyataannya dengan dalih berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalaman bertahun-tahun”.
Namun rupanya pernyataan kontroversial seperti ini tidak hanya sekali terjadi di India.
Baca Juga : Pede Banget! Foto Tanpa Makeup, Aurel Hermansyah Malah Curi Perhatian
Dikutip dari India Today, ada juga seorang kepala sekolah di Mumbai yang mengatakan Polycystic ovary syndrome (PCOS) disebabkan karena perempuan berpakaian seperti laki-laki.
Penyakit ini disebut juga sindrom ovarium poliklistik yang membuat tubuh perempuan memproduksi hormon laki-laki secara berlebihan.
Peraturan yang tidak kalah kontroversial lagi juga terjadi di sebuah sekolah perawat di distrik Kollam.
Sekolah melarang murid perempuannya mengunci pintu saat berganti pakaian, karena takut mereka akan menjadi penyuka sesama jenis.
Kasus di atas bisa menjadi pembelajaran bersama bahwa kita harus kritis terhadap segala informasi yang diterima.
Terkait dengan transgender dan autisme sendiri para ahli belum sepenuhnya menemukan faktor penyebab pastinya.
Artikel ini pernah tayang di Nakita.grid.id dengan judul,"Seorang Profesor Sebut Perempuan Sering Memakai Celana Jeans Rentan Miliki Anak Autisme dan Transgender"