Laporan wartawan Grid.ID, Pradipta Rismarini
Grid.ID – Halusinasi kerap kali diucapkan seseorang ketika ia mengalami hal yang tampak sangat nyata padahal tidak.
Istilah ini juga kerap disingkat dengan kata ‘halu’.
Tapi sebenarnya apa sih itu?
Halusinasi adalah suatu sensasi yang tampak sangat nyata padahal diciptakan oleh pikiran.
Baca Juga : Cinta Indonesia, Andien Aisyah Tampil Classy dan Anggun Kenakan Kain Khas Sumba
Di samping itu, ternyata halusinasi dapat memengaruhi panca inderamu dan dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya:
1. Halusinasi visual
Halusinasi visual melibatkan objek berupa pola, orang atau bahkan cahaya.
Contohnya kamu melihat seseorang dalam ruangan yang sebetulnya tidak ada siapa pun di sana.
Atau melihat lampu yang berkedip.
Baca Juga : Kondisi Ini Sebabkan Wanita Hamil Tak Boleh Bepergian, Harus Dicermati nih
2. Halusinasi penciuman
Kamu akan merasakan bau yang wangi atau bisa juga bau busuk, tapi sebetulnya penyebab dari bau tersebut tidak ada di mana pun.
3. Halusinasi gustusion
Mirip dengan halusinasi penciuman, tapi jenis halusinasi satu ini melibatkan indera perasa.
Di mana kamu mengecap sesuatu yang tidak enak, namun sebenarnya rasa itu tidak nyata.
Yang paling sering terasa adalah suatu rasa metalik atau besi.
Baca Juga : Cara Keliru Saat Mengonsumsi Madu, Salah Satunya Kerap Dilakukan nih
4. Halusinasi pendengaran
Halusinasi pendengaran adalah jenis yang paling umum terjadi.
Di mana kamu mendengar sesuatu yang tidak nyata.
Bisa berupa nyanyian, atau suara benda-benda asing.
5. Halusinasi taktil
Halusinasi taktil melibatkan indera peraba atau sentuhan.
Baca Juga : Rahasia Sederhana yang Bisa Bikin Bercinta Lebih Lama dan Puas
Seseorang yang mengalami halusinasi taktil biasanya akan merasakan ada hewan yang merayap di atas atau di bawah kulitnya.
Bisa juga berupa sentuhan seseorang yang terasa sangat nyata.
Halusinasi, bisa bersifat sementara dan tidak.
Untuk halusinasi sementara tidaklah begitu berbahaya dan tidak kronis.
Tapi untuk halusinasi yang terjadi secara berkepanjangan dan tidak kunjung hilang, harus mendapat penanganan yang tepat dari ahlinya.
Jika tidak kamu akan kesulitan membedakan hal yang nyata dan yang sebatas angan-angan.
Solusinya, kamu bisa kunjungi psikiater untuk mendapatkan terapi. (*)