Grid.ID - Kaisar Penguasa Eropa tahun 1804-1814 asal Prancis, Napoleon Bonaparte namanya amat termasyhur.
Selain itu dimasa kepemimpinan Napoleon, Prancis menjadi negara penguasa Eropa.
Bagaimana tidak seluruh wilayah Eropa dikuasainya secara militer dan politik.
Satu dekade lebih Napoleon memimpin Prancis menguasai Eropa hingga tiba saatnya tahun 1815 ia melawan koalisi Inggris, Prusia dan Belanda di Waterloo Belgia.
Baca Juga : Seorang Kakek Temukan Ruang Rahasia di Lotengnya, Setelah Tahu Isi di Dalamnya Ia Amat Bahagia
Dikutip dari Express.co.uk, dalam pertempuran itu Napoleon kalah dan berakhirlah kekuasaan Prancis di Eropa.
Namun baru-baru ini ditemukan bukti lain mengapa Napoleon kalah dalam pertempuran penentuan tersebut.
Rupanya yang menyebabkan Napoleon kalah Battle of Waterloo ialah Indonesia.
Yang dimaksud Indonesia di sini adalah gunung berapi Tambora yang pada tahun 1815 merupakan momok bagi dunia.
Baca Juga : Gara-gara Rambut Punknya, Anak Ini Tak Diperbolehkan Sekolah Karena Ditakutkan dapat Mencolok Mata Temannya
Dua bulan sebelum pertempuran Waterloo, Tambora meletus.
Kemudian saat pertempuran berlangsung, pasukan Napoleon dihadang oleh cuaca ekstrem akibat abu vulkanik Tambora yang menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Eropa.
Abu vulkanik itu bukanlah abu vulkanik biasa.
Melainkan terdapat amuatan listrik yang bisa mengubah cuaca menjadi hujan.
Nah, ketika dibulan Juni saat pertempuran Waterloo berlangsung, pasukan Napoleon yang berada dalam posisi menyerang diguyur hujan lebat berhari-hari akibat efek abu vulkanik tersebut.
Dr Matthew Genge, dari Imperial College London, mengatakan: "Sebelumnya, ahli geologi berpikir bahwa abu vulkanik terperangkap di atmosfer yang lebih rendah, karena abu gunung berapi lebih ringan."
Baca Juga : Nenek Berusia Satu Abad Lebih Beberkan Resep Agar Berumur Panjang : Tidak Pernah Menikah
"Penelitian saya, bagaimanapun, menunjukkan bahwa abu dapat naik ke atmosfer dan karena bermuatan listrik maka membentuk awan mendung."
Dr Matthew juga mengatakan jika letusan Tambora adalah pengubah jalannya sejarah umat manusia.
"Sekarang kita selangkah lebih dekat untuk memahami bagian Tambora dalam pertempuran dari separuh dunia," ujarnya.
Gegara hujan lebat berhari-hari itulah pasukan Napoleon kedinginan, keletihan dan hilang semangat bertempur.
Apalagi Napoleon yang mengandalkan pergerakan cepat kavaleri kudanya tak bisa bemanuver lantaran jalan berlumpur.
Berbeda dengan pasukan koalisi pimpinan Duke of Wellington yang berada dalam posisi bertahan.
Pasukan koalisi yang bertahan tidak banyak bergerak, cukup makanan dan tempat berteduh dari hujan membuat moral mereka terjaga baik hingga akhirnya memenangkan pertempuran.(Seto Aji/Grid.ID)