Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang wajib kamu cicipi ketika bertandang ke Kota Solo.
Hidangan yang menyerupai bistik ini terdiri dari daging sapi yang direbus.
Baca Juga : Nick Jonas Ungkap Alasannya Memilih Priyanka Chopra Sebagai The One
Dilengkapi dengan bumbu-bumbu dan disiram kuah encer yang manis.
Tak lupa keripik kentang sebagai taburan di bagian atasnya dan mayones sebagai tambahannya.
Baca Juga : Baru Berumur Dua Bulan, Anak Baby Margaretha Masuk Koran Austria
Hmmm...yummy!
Baca Juga : Lagi, Penampilan Roy Kiyoshi Jadi Bahan Omongan karena Bentuk Gigi yang Aneh!
Biasanya makanan ini disajikan bersama telur tebus, sayur-sayuran seperti buncis, kentang, tomat, selada, mentimun, kol dan wortel.
Meski bentuk hidangannya menyerupai bistik, lantas mengapa makanan ini justru disebut selat yang lebih mengacu pada salad?
Baca Juga : Lagi, Penampilan Roy Kiyoshi Jadi Bahan Omongan karena Bentuk Gigi yang Aneh!
Melansir dari laman Bobo.id (19/9/2018), ternyata dulunya makanan ini disajikan untuk orang-orang Belanda.
Mereka menyebut makanan ini sebagai slachtje yang berarti salad.
Baca Juga : Produce 48 Baru Saja Usai, Mnet Siap Gelar Musim Selanjutnya
Meski ada dagignya, makanan ini dinilai lebih menyerupai salad dibandingkan bistik ataupun steak.
Baca Juga : 7 Kreasi Scarf Anti Mainstream, Nggak Cuma Buat Leher dan Bandana loh
Karena masyarakat Indonesia kesulitan mengucapkan kata-kata slachtje, mereka akhirnya menyebutnya dengan kata selat.
Sementara itu, menurut Wikipedia Selat Solo diyakini sebagai sebuah masakan yang menggabungkan bistik khas Eropa dengan selera Jawa.
Baca Juga : Nagita Slavina Ngambek Tak Dibelikan Seprai Harga Rp 44 Juta Oleh Raffi Ahmad
Pengaruh Eropa ini dapat dilihat dari penggunaan mayones dan kecap Inggris.
Sementara selera Jawa yang cenderung menyukai masakan manis dapat dirasakan dari penggunaan kecap manisnya.
Baca Juga : 5 Fakta Patricia Razer, Calon Istri Rezky Aditya yang Berparas Cantik Meski Bukan Selebriti
Pada masa kolonial Hindia Belanda, orang-orang Eropa membawa bahan-bahan masakan dan teknik-teknik memasak khas Eropa ke Indonesia.
Baca Juga : Baldy Mulya Cemburuan Lihat Naura Mulai Didekati Teman Lelaki
Para ningrat dan kaum terdirik diperkenalkan pada beberapa makanan Eropa.
Seperti roti, keju dan bistik yang dianggap sebagai sajian-sajian masyarakat kelas atas Hindia Belanda.
Baca Juga : Kenali 4 Fase Migrain, Tak Cuma Sakit Kepala Saja Ternyata Bisa Tunjukkan Gejala Lain
Pada masa ini pula terjadi adaptasi serta percampuran hidangan Eropa dengan hidangan Jawa.
Salah satunya adalah pada proses penciptaan serep Selat Solo di Kota Solo sendiri.
Baca Juga : Merasa Kasihan, Nursaka Rela Pecah Celengannya untuk Bantu Sang Kakak Kuliah
Jadi tak heran jika Selat Solo juga diyakini sebagai makanan yang menggabungkan dua selera, Eropa dan Jawa.
Selamat mencoba.. (*)