Grid.ID- Dibalik megahnya Upacara Pembukaan dan Penutupan Asian Games 2018 ternyata menyisakan cerita yang kurang menyenangkan.
INASGOC sebagai panitia pelaksana Asian Games 2018 dituding mangkir dari kewajibannya membayar para penari yang sebagian besar berasal dari siswa-siswi SMA.
Melansir dari Wartakota, siswa SMAN 23 Jakarta, Grogol Petamburan, Jakarta Barat yang turut memeriahkan acara dengan tarian Aceh Ratoeh Jaroe mengaku tak dapatkan sepeserpun hasil jerih payahnya!
Baca Juga : Rahasia di Balik Cincin Pangeran Charles yang Melekat Lebih dari 40 Tahun
Seorang siswi berinisial S (16) membeberkan bahwa hingga saat ini pihak sekolah belum membagikan honor penari dari INASGOC kepadanya serta rekan penari lain.
"Sama sekali belum terima (honor) itu dari sekolah. Enggak hanya saya, namun ada 82 teman saya lainnya di sekolah ini yang jadi penari saat pembukaan Asian Games juga belum dibayar. Ketika kami semua itu meminta kejelasan mengenai honor yang mereka terima dari sana (INASGOC) berkali-kali, pihak sekolah malah menawarkan jalan-jalan, cuman untuk kenang-kenangan," ungkapnya terang-terangan.
Baca Juga : Makan di Warung Pinggir Pantai Habis Rp1,4 Juta, Hati-Hati Jebakan Pedagang!
Menjawab kebingungan siswa, Edi Susilo, Wakil Kesiswaan dari SMAN 23 Jakarta mengonfirmasi bahwa uang yang diperoleh dari INASGOC tak lain merupakan biaya operasional semata.
"Yang ada itu hanya uang operasional yang sekolah gunakan untuk biayai seluruh kegiatan siswi saat latihan menari. Misalnya untuk uang transportasi, makan, sewa kendaraan, dan itu semua kami yang bayar pakai uang operasional itu. Jadi engga ada sama sekali yang namanya uang honor," terang Edi.
Pada sisi lain, INASGOC sudah mengkalim menyelesaikan pembayaran terhadap 2.000 penari yang turut andil dalam perhelatan Asian Games 2018.
Baca Juga : Siswi di Kenya Rela Lakukan Hubungan Badan Demi Mendapatkan Pembalut
Melansir dari Kompas.com, pihak INASGOC menjelaskan bahwa uang operasional yang diberikan per penari sejumlah RP 200.000,00 setiap kali latihan.