Grid.ID - Alcatraz-nya Indonesia, itulah julukan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) berkeamanan tinggi Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Tak pelak, Nusakambangan ditempati napi-napi yang melakukan kejahatan tingkat tinggi, seperti terorisme, psikopat hingga napi kasus narkoba.
Baca Juga : Contek Gaya Kasual Pevita Pearce dengan Celana Flare Mulai dari Harga 126 Ribu Rupiah
Untuk mencapai Nusakambangan sendiri harus menyeberang menggunakan kapal feri dari Cilacap menuju pelabuhan Sodong selama lima menit perjalanan.
Pulau ini juga dijaga ketat oleh aparat keamanan Indonesia baik Polri maupun TNI.
Baca Juga : Super Crazy Rich, Pangeran Dubai Habiskan Uang Senilai Rp 1,8 Miliar Hanya untuk Makan Malam
Bahkan untuk napi yang tervonis hukuman mati hampir selalu eksekusinya dilakukan di Nusakambangan.
Ada dua tempat di Nusakambangan yang dijadikan tempat 'pencabutan nyawa' para napi oleh regu tembak.
Dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (21/9) Yang pertama adalah lembah Nirbaya.
Lembah Nirbaya sendiri terletak beberapa ratus meter dari lapas Nirbaya.
Di lembah Nirbaya terdapat kebun jeruk milik koperasi Nusakambangan yang dikelola oleh warga sekitar.
Di situ juga terdapat gubuk kayu beratap seng untuk istirahat para pekerja kebun jeruk.
Namun jika hendak dilaksanakan eksekusi mati terhadap napi maka para pekerja tersebut disuruh mengungsi terlebih dahulu dari lokasi.
Baca Juga : Inspirasi Boyish Look ala Eva Celia dengan Plaid Pants di Bawah Harga 250 Ribu Rupiah
Mereka dilarang keras untuk berada dekat-dekat dengan lokasi kebun jeruk saat adanya eksekusi mati.
"Waktu Amrozi Cs dieksekusi, tiga bulan sebelumnya saya disuruh turun. Sedangkan saat duo Niger, seminggu sebelumnya," kata pekerja kebun Andi (bukan nama sebenarnya).
Baca Juga : Untuk Promosikan Asian Para Games 2018, Kemenpora dan Inapgoc Butuh Izin dari Gubernur DKI Jakarta
Yang kedua adalah Lapas Gliger.
Lapas Gliger terletak di pinggir jalan utama Nusakambangan yang hanya berjarak 10 meter dari sana.
Lapas Gliger sendiri sudah tak digunakan dan tinggal reruntuhan bangunannya saja.
Di depan reruntuhan bangunan Lapas tersebut terdapat sebuah pos polisi dari Polres Cilacap.
Di tempat itu pembunuh sadis Antonius Rio Alex Bulo alias Rio Martil didor oleh regu eksekutor.
Sekarang dua tempat itulah yang menjadi pilihan untuk mengeksekusi napi tervonis mati.
Bahkan ditempat-tempat tertentu ada binatang buas seperti ular Kobra yang sengaja disebar agar napi mengurungkan niatnya kabur.
"Tahun 2000 lalu, dua kontainer ular kobra dibuang di Nusakambangan. Selain dikelilingi laut, hewan buas juga tersebar di sini. Pulau ini, steril," pungkas Andi.(*)