Find Us On Social Media :

Dana Kampanye Hasil dari Bermain Judi, Politikus Ini Gagal 95 Kali Jadi Pejabat dalam 95 Pemilu

By Seto Ajinugroho, Senin, 24 September 2018 | 17:06 WIB

Politikus Kanada, John Turmel

Grid.ID - Seorang politikus asal Kanada bernama John Turmel dijuluki sebagai politisi pecundang.

Bagaimana tidak, ia gagal menjadi pejabat sebanyak 95 kali dalam 95 pemilu.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (24/9) meski sudah maju hingga puluhan kali dan selalu kalah, namun John Turmel (67) tak menyerah begitu saja.

Kini dia tengah maju dalam pemilihan walikota Brentford, Kanada, tempat di mana ia tinggal.

Cara berkampanye Turmel cukup unik namun juga merepotkan dirinya sendiri.

Baca Juga : Banjir Dukungan di Negeri Orang, Anthony Ginting Sampai Dapat Surat Tertulis dari Seorang Wanita Penggemarnya

Ia bakal mengunjungi rumah-rumah para penduduk unttuk menyampaikan visi misinya.

Pada pemilu pertamanya tahun 1979 itu ia hanya meraih 193 suara dan kalah.

Tapi Turmel tak berhenti sampai situ, ia seperti keranjingan mengikuti pemilu-pemilu lain di Kanada.

Selama hampir empat dekade, Turmel telah mengikuti 95 kali pemilihan mulai dari anggota dewan kota hingga anggota parlemen.

Turmel selalu maju melalui jalur independen tanpa partai politik di belakangnya.

Bahkan ia pernah meraup 4.500 suara namun tetap saja kalah. Sebaliknya ia juga pernah hanya meraup 11 suara saja.

Turmel juga kadang berkampanye dengan isu perubahan iklim yang ia sebut sebagai tipuan para korporasi besar.

Sebuah surat kabar di Kanada bahkan menyebut Turmel sebagai politikus super pecundang karena selalu gagal dalam pemilu.

Tapi Turmel tak ambil pusing dengan hal tersebut.

Baca Juga : Adik Iparnya Meninggal Dunia, Jokowi Langsung Terbang ke Solo

"Apakah saya merasa buruk dengan hal itu? Tidak," ujar Turmel saat diwawancarai di kantornya di Brantford.

Turmel awalnya terjun ke dunia politik pada tahun 1979.

Turmel yang mengaku sebagai penjudi terjun ke dunia politik disebabkan karena polisi menggerebek tempat judinya di Ottawa dan ia ditahan.

Dari situlah ia berinisiatif untuk melegalkan perjudian di negaranya kelak ketika ia jadi pejabat.

"Saya terus ditangkap. Itu mendorong saya untuk mencalonkan diri untuk parlemen pada 1979 agar dapat melegalkan perjudian dan berhenti menangkap saya," ujarnya.

Tapi kampanye politiknya mulai dianggap ngawur karena Turmel juga menginginkan dilegalkannya narkoba juga prostitusi di Kanada.

Bahkan Turmel tidak takut sama sekali dengan orang-orang yang mengecamnya dan bersedia didebat siapapun mengenai sikap politiknya.

Baca Juga : Sering Dibully, Pria Asal Cimahi Ini Jadi Mirip Artis Korea

"Saya tidak berkampanye. Saya pergi, mendaftar, memberi mereka siaran pers, dan konferensi pers kemudian saya pulang. Dan jika ada debat, saya akan hadir," kata dia.

Ketika disinggung mengenai dana untuknya berkampanye berasal dari mana, Turmel menjawab hasil dari perjudian.

"Saya tinggal dekat dengan lokasi permainan poker terbesar di negara ini. Itu memungkinkan saya membiayai semua kegiatan saya," seloroh Turmel.

Saat ditanya apakah masa 40 tahun yang dihabiskannya untuk maju pemilu dan kalah layak untuk dilakukan, Turmel mengaku tidak menyesal.

"Siapa yang peduli? Saya hanya sedang melakukan tugas saya. Saya muncul, melakukan yang terbaik, kemudian duduk dan melihat apa yang terjadi." "Saya sama sekali tidak menyesal. Untuk seseorang yang tanpa modal, melakukan ini semua dari hasil menang berjudi, apa yang saya sesali," pungkasnya.(*)