Grid.ID - Sulit sekali rasanya menemukan musuh terbesar Iran saat ini selain Arab Saudi dan Israel.
Nama terakhir, kita tahu, sudah sejak lama terganggu dengan retorika anti-Israel yang meluas di Teheran, Ibukota Iran.
Iran juga disebut sebagai aktor utama yang menyuplai rudal-rudal yang digunakan pasukan Hizbullah di Lebanon menyerang Israel.
Baca Juga : Jadi Idola Shakira Aurum, Ayu Ting Ting Tidak Bisa Beli Rumah Denada
Sementara itu, rivalitas Iran dan Arab Saudi lebih pada perlombaan siapa yang paling superior di Timur Tengah. Soal kekuatan militer Iran, jangan ditayakan lagi.
Ditambah lagi Iran juga sedang dalam upaya mengembangkan program nuklir berikut turunannya seperti rudal balistik.
Program rudal balistik Iran dimulai selama Perang Kota dalam Perang Iran-Irak. Saat itu Baghdad menghujani kota-kota besar di Iran dengan ratusan rudal Scud.
Tak hanya “menggugah” Iran, rudal-rudal yang diluncurkan Irak waktu itu juga membuat Arab Saudi khawatir.
Ditolak oleh Amerika Serikat, Riyadh mencoba mengetuk pintu Beijing—yang sebelumnya bersedia mengekspor senjata ke Iran ketika Moskow dan AS menolak melakukannya.
Tahun 1987, China mengekspor antara 30 – 120 rudal jarak menengah berukuran 24 meter Dongfeng (East Wind) DF-3A dan selusin truk Transport-Erector-Launcher.
Dengan bahan bakar maksimal, rudal-rudal ini bisa menyerang target sejauh 2.700 mil—meskipun dibutuhkan bantalan peluncur khusus.
Baca Juga : Mulai dari KD Hingga Lina, 5 Faktor Ini yang Bikin Mereka Selingkuh