Grid.ID - Media propaganda Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Amaq, merilis video tiga orang pelaku penyerangan Parade Militer Iran di kota Ahvaz, Sabtu, (22/9).
Dalam postingan video tersebut, ISIS mengklaim jika ketiga orang yang di mobil tersebut sedang dalam perjalanan untuk melakukan serangan ke Parade Militer Iran.
Dikutip dari haaretz.com, Senin (24/9) di dalam video, salah satu pelaku yang bertopi bisbol dengan lambang Garda Revolusi sedang membahas rencana serangan.
"Kami akan menghancurkan mereka dengan serangan gaya gerilya yang kuat," ujar pria bertopi itu.
Baca Juga : Jenazah Haringga Sirla, Suporter Korban Pengeroyokan Dimakamkan, Tangis Ibunda Pecah
Lainnya juga mengatakan yang tak jauh-jauh menyoal revolusi di negara Iran.
Diketahui sebelumnya, serangan terhadap Parade Militer Iran di kota Ahvaz Sabtu lalu mengegerkan negara Iran.
Hal ini karena empat penyerang langsung merangsek masuk dan menembaki para pengunjung serta perwira tinggi Iran.
Serangan tersebut dinilai berani karena penyerang mentargetkan tentara yang juga dipersenjatai dengan lengkap.
Baca Juga : Viral, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi Tertangkap Kamera Tampar Suporter PSMS Medan
Akibat serangan tersebut, 29 orang tewas dan melukai setidaknya 60 orang.
ISIS mengklaim bertanggungjawab atas serangan mematikan.
Sedangkan keempat penyerang tewas diterjang timah panas pihak berwajib Iran.
Namun juru bicara militer Iran mengatakan para penyerang bukanlah militan ISIS.
Melainkan mereka adalah agen yang sudah dilatih oleh Israel dan Amerika Serikat (AS).
"Mereka bukan dari Daesh (ISIS) atau kelompok lain yang memerangi sistem pemerintahan Iran ... tetapi mereka terkait dengan Amerika dan (badan intelijen Israel) Mossad," kata Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi kepada kantor berita resmi IRNA.
Tapi AS berkelit tak menahu akan serangan tersebut.
Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB, menolak tuduhan Iran. "Dia punya orang-orang Iran yang memprotes, setiap ons uang yang masuk ke Iran masuk ke militernya, dia telah menindas rakyatnya untuk waktu yang lama dan dia perlu melihat markasnya sendiri untuk mencari tahu dari mana asalnya, " ujar Nikki.
Sementara itu Presiden Iran Hassan Rohani mengutuk keras serangan tersebut dan menegaskan akan memberi balasan setimpal kepada dalang serangan tersebut.(*)