Laporan Wartawan Grid.ID, Novita D Prasetyowati
Grid.ID - Beberapa waktu ini, publik dihebohkan dengan kabar tutupnya layanan media sosial Path dalam waktu dekat.
Kabar ini disampaikan secara langsung oleh pihak Path melalui akun resmi Twitter.
'The Last Good Bye' merupakan bentuk ucapan perpisahan platform media sosial tersebut kepada para penggunanya.
Baca Juga : Meski Tak Bisa Masak, Kartika Putri Pernah Bikin Spagetti Untuk Suami
Keputusan perusahaan yang turut disokong dana investasi dari perusahaan Bakrie Global Group ini membuat duka bagi para penggunanya.
Seperti yang diketahui, Path akan memberhentikan layanannya pada tanggal 10 Oktober 2018 mendatang.
Tak sedikit orang yang kembali mengunggah momen bersama Path di akun media sosial mereka.
Baca Juga : Variasi Unik dari 4 Menu Burger yang Menggoda Lidah, Patut Dicoba!
Di media sosial Twitter, kesedihan tersebut juga terlihat dari banyaknya tagar #terimakasihpath yang sempat menjadi trending topic di Twitter Indonesia.
Jelas saja, Indonesia menjadi negara dengan jumlah pengguna Path terbesar.
Oleh karena itu, publik Indonesia dibuat penasaran dengan alasan tutupnya media sosial yang identik dengan warna merah tersebut.
Baca Juga : Inilah 5 Efek Samping Pemakaian Alat Kontrasepsi , Cek Dulu yuk!
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, pengamat media sosial Nukman Luthfie menyampaikan beberapa hal yang menjadi alasan Path tak lagi bisa berkembang.
Menurut Nukman, salah satu penyebabnya adalah Path mengingkari konsepnya sendiri.
Awal mulanya, Path hanya memberi kuota lingkar pertemanan sejumlah 150 akun.
Baca Juga : Jeon Somi Keluar dari JYP Entertainment, Park Jin Young: Agensi Kami Punya Peraturan
Diferensiasi menarik tersebut menjadikan media sosial ini bersifat personal dan berbeda dengan para pesaingnya saat itu, seperti Facebook dan Twitter.
Bahkan, menurut ilmu Psikologi, seseorang hanya dapat berteman dekat dengan orang yang terbatas yaitu tak lebih dari 150 orang.
Diferensiasi menarik dari Path tersebut menjadi salah satu keunggulan di tengah kelemahan Facebook yang dapat terhubung dengan ribuan akun pertemanan.
Baca Juga : 5 Tips Mengulek Bumbu dengan Cobek, Mudah dan Dijamin Halus!
Akan tetapi, Path kemudian menambah kuota lingkaran pertemanan menjadi 500 akun karena adanya tekanan dari para pengguna Indonesia untuk memperbesar kuota pertemanan.
Padahal, hal tersebut justru membuat para penggunanya beralih ke media sosial lainnya.
Pasalnya, salah satu alasan para pengguna memilih Path adalah sifat aplikasi ini yang lebih personal dan intim.
Baca Juga : Berita Sule Hari Ini: Ditelepon Lina, 'Kenapa Kamu Hilang?'
Dengan begitu, para penggunanya tidak perlu merasa khawatir postingannya akan dilihat oleh orang lain dan hanya dibaca oleh orang-orang terdekat saja.
Tak hanya mengingkari konsep, Path juga diketahui kurang memiliki inovasi penambahan fiture seperti yang dilakukan rivalnya, Snapchat dan Instagram saat itu.
Seperti yang diketahui, Instagram bahkan terus melakukan inovasi baru dengan cara menambah berbagai jenis fiture menarik hingga kini.
Baca Juga : Ekspresi Clift Sangra Ketika Melihat Luna Maya Mirip dengan Suzzanna
Menurut Nukman, saat ini tidak ada lagi hal lain yang bisa diunggulkan dari aplikasi Path.
Pasalnya, satu-satunya keunggulan yang dimilikinya yaitu pembatasan kuota pertemanan 150 akun telah diingkari, sehingga banyak ditinggalkan penggunanya.
(*)