Laporan Wartawan Grid.ID, Novita D Prasetyowati
Grid.ID - Sebagai pemilik kendaraan baik mobil ataupun motor, kamu pasti sering melakukan servis di bengkel.
Salah satu servis yang rutin dilakukan adalah mengganti oli kendaraan.
Seperti halnya motor yang harus diganti oli setiap 2000 kilometer dan kelipatannya.
Baca Juga : Setahun Menikah, Dewi Perssik Ungkap Alasan Mengapa Dirinya Belum Hamil
Namun, pernahkan kamu berpikir, kemana larinya oli-oli bekas tersebut?
Pasalnya, oli bekas tidak mungkin sembarangan dibuang begitu saja karena merupakan jenis limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Ternyata, oli bekas kendaraan sangat bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbegai hal.
Salah satu manfat dari limbah oli bekas adalah sebagai bahan campur aspal untuk proyek-proyek perbaikan jalan.
Namun, tidak semua oli bekas dapat digunakan sebagai bahan campuran aspal.
Baca Juga : Rayakan Ulang Tahun Ibunda, Kajol Unggah Foto Lawas Nenek Buyutnya
Seperti yang Grid.ID lansir dari laman GridOto, Slamet, salah seorang pengepul oli di daerah Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menggunakan limbah oli bekas sebagai bahan bakar.
Slamet biasanya datang ke bengkel-bengkel untuk membeli oli bekas dengan menggunakan mobil pickup miliknya.
Slamet membeli oli-oli bekas tersebut dengan harga yang relatif murah, yaitu tiap 8 liter oli bekas dihargai sekitar Rp20 ribu.
Untuk drum berukuran besar oli bekas dihargai sekitar Rp100 ribu.
Oli-oli yang dikumpulkan Slamet kemudian diolah menjadi bahan bakar kompor tungku untuk mematangkan bermacam-macam benda, seperti batu bata, kapur, dan aspal.
Sebagai informasi, beberapa waktu lalu, pelajar di SMK Excellent 1 Tangerang berinovasi membuat kompor dengan bahan bakar oli bekas.
Inovasi tersebut terlihat dalam sebuah ajang kompetisi bertajuk "Wahana Waste Copetition" dengan juri seorang praktisi dan pelaku industri kreatif, Arto Subiantoro, CEO Gambaran Indonesia. (*)