Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID - Bentrokan mahasiswa dengan aparat kepolisian mengakibatkan sejumlah korban terluka.
Jumlah korban dari mahasiswa sebanyak 7 orang.
Sementara korban dari kepolisian yang melakukan pengamanan sebanyak 7 orang.
Mereka adalah polisi wanita (polwan).
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, berdasarkan keterangan tertulis Polresta Pekanbaru, Selasa (25/9/2018), tujuh orang polwan diduga menjadi korban pelecehan dan penganiayaan oleh oknum mahasiswa.
"Saat ingin menerobos blokade massa aksi langsung berhadapan dengan polwan sebagai lapisan pertama pengamanan. Saat itulah terjadi pelecehan dan penganiayaan oleh mahasiswa terhadap polwan yang melaksanakan pengamanan unjuk rasa tersebut," kata Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Susanto.
Baca Juga : Jakmania Cengkareng Sikapi Kematian Haringga, Ini yang Hendak Mereka Lakukan!
Dia menyebutkan, tujuh orang polwan korban dugaan pelecehan seksual itu berinisial Brigadir LD, Bripda N, Aiptu RH, Bripda Z, Bripda M, Aiptu T dan Bripda S.
Para polwan, kata Santo, ada yang pingsan, mengalami sakit dada, bibir terluka, sakit pada kaki dan tangan dan sakit pada pinggang akibat terkena benda keras.
"Polwan yang menjadi korban dilarikan ke rumah sakit," sambung Santo.
Lebih lanjut, Santo menjelaskan, pengaman demo mahasiswa melibatkan Polresta Pekanbaru, Polda Riau, Satpol PP dengan jumlah sekitar 500 personel.
Seluruh personel sudah diimbau untuk mengamankan aksi unjuk rasa secara humanis.
Sekitar pukul 16.00 WIB, massa aksi masuk ke areal kantor DPRD Riau.
Mahasiswa menerobos barisan petugas yang melakukan pengamanan di gerbang kantor wakil rakyat tersebut.
Baca Juga : Ingin Ajak Mantan Istri dan Mulan Jameela Jalan Bareng, Ahmad Dhani Sebut Pacar Maia Estianty Tak Setuju
"Aksi dorong-dorongan tidak dapat dielakkan. Pasukan pengamanan berhasil mendorong mundur massa aksi yang nekat ingin menerobos gerbang kantor DPRD," tambah Santo.
Akibat aksi saling dorong inilah bentrokan tak terhindarkan lagi yang menyebabkan polisi dan mahasiswa terluka.
Terkait adanya dugaan pelecehan seksual dan penganiayaan terhadap tujuh orang polwan, pihak kepolisian akan menyelidiki oknum mahasiswa tersebut.
"Sedang dalam penyelidikan," kata Santo.
Sementara mahasiswa yang menjadi korban saat ini masih ada yang dirawat di rumah sakit.
"Dari mahasiswa 7 orang korban. Satu orang korban perempuan. Satu korban mahasiswa UMRI (Universitas Muhammadiyah Riau) masih dirawat, sedang satu mahasiswa UR (Universitas Riau) sudah dibolehkan pulang oleh dokter," jawab Presiden Mahasiswa Universitas Riau, Randi Andiyana saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/9/2018).
Baca Juga : Ucapan Edy Rahmayadi di TV Viral, Anji Manji: Anda Angkuh Sekali
Terkait adanya mahasiswa yang menjadi korban, Randi dan sejumlah mahasiswa sudah membuat laporan ke Polda Riau.
"Kami sudah buat laporan juga. Selanjutnya proses hukum yang berjalan, serta perlawanan kembali dari mahasiswa atas perbuatan tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh oknum aparat," jelas Randi.
Sementara itu, dikutip dari Tribun Pekanbaru, ada sekitar seribuan mahasiswa gabungan BEM dari berbagai Kampus di Riau menggelar unjuk rasa di depan pagar Kantor DPRD Riau, Pekanbaru, pada Senin (24/9/2018).
Aksi demo tersebut diwarnai dengan kericuhan karena para mahahasiswa tidak diizinkan masuk ke dalam Gedung DPRD Riau.
Dalam pernyataan sikapnya, aksi terkait Peringatan Hari Tani Nasional tersebut menuntut pemerintah untuk mempercepat penyelesaian konflik agraria di Provinsi Riau dan menstabilkan perekonomian.
Aksi itu juga diwarnai dengan pembakaran ban bekas dan pemblokiran jalan.(*)