Find Us On Social Media :

Seorang Lady Biker Bergelar Profesor Punya Misi Lampaui 7 Benua dengan Mogenya

By Novita Desy Prasetyowati, Rabu, 26 September 2018 | 18:02 WIB

Dr Maral Yazarloo

Laporan Wartawan Grid.ID, Novita D Prasetyowati

Grid.ID - Touring menggunakan motor gede (moge) merupakan suatu hal yang biasa dilakukan terutama bagi para pria.

Namun, belakangan ini mulai banyak wanita yang turut serta dalam berbagai touring moge.

Bahkan ada yang mengendarai moge sendiri pada saat touring atau yang sering dikenal lady biker.

Baca Juga : Kungfu Chef Muto dan Chef Axhiang Optimis Chef Expo 2018 Mampu Lahirkan Generasi Chef Berkualitas

Seorang lady biker di India disebut-sebut menjadi salah satu lady biker tertangguh.

Pasalnya, perempuan berusia 36 tahun ini sedang melaju di atas superbike-nya - BMW GS 800 cc yang memiliki berat 370 kg.

Perempuan tangguh ini diketahui bernama Dr Maral Yazarloo.

Dilansir Grid.ID dari laman Hindustan Times, Yazarloo merupakan perempuan kelahiran Iran yang telah tinggal di Pune lebih dari 15 tahun.

Baca Juga : Diisukan Putus, Billy Syahputra Justru Akan Nikahi Hilda Vitria Tahun Ini

Yanzarloo merupakan seorang profesor yang memiliki gelar MBA dan PhD di bidang pemasaran.

Ia juga memiliki karir cemerlang sebagai kepala ritel dan pemasaran di Panchshil Reality lebih dari 11 tahun.

Pada 2012, ia meluncurkan merek fashion bernama Ma / Ya, yang menawarkan pakaian pengantin hingga pakaian anak-anak.

Baca Juga : Kisah Aldi, Remaja Asal Manado, yang Terombang-ambing di Samudera Pasifik Selama 49 Hari

Dalam tur dunia saat ini, dia tertarik untuk menjelajahi kain mulai dari tekstur tradisonal yang menyimpan banyak cerita dari berbagai negara.

Setelah kembali, ia berencana untuk mengadakan pertunjukan fashion yang terinspirasi oleh tekstil yang ia pelajari.

Yazarloo telah menunggangi kuda besi berukuran besar selama lebih dari enam tahun.

Yazarloo berkendaraan melintasi dunia untuk mengubah stereotip wanita, dan khususnya, wanita Timur Tengah.

Baca Juga : Wregas dan Eka Kurniawan Kolaborasi Mengadaptasi Cerpen “Tak Ada Yang Gila di Kota Ini” menjadi Film

Saat ini, ia sedang dalam misi untuk menakhlukkan 45 negara di tujuh benua, dan melintasi lebih dari 100.000 km, dengan mogenya.

Perjalanan luar biasa tersebut rencananya akan ditempuh dalam waktu 18 bulan.

Dalam perjalanannya, Yazarloo bersama dengan biker Pankaj Trivedi (42), yang sekaligus sebagai fotografer dan pembuat film dokumenter.

Baca Juga : Ruben Onsu Merasa Diganggu Aura Mistis, Paranormal Ini Sebut Pelakunya Sesama Entertainer!

Duo ini dengan berani memilih untuk tidak bepergian dengan kendaraan cadangan atau tim pendukung.

Mereka memulai Ride to be One, pada 15 Maret 2017 lalu.

Sejauh ini, mereka telah menyelesaikan leg pertama perjalanan mereka dengan melintasi Myanmar, Thailand, dan Australia.

Baca Juga : Curhatan Polwan Cantik yang Pernah Jadi Korban Usil saat Bertugas

Leg kedua perjalanan yang akan mereka lalui adalah Kanada, AS dan Meksiko.

Leg tiga yang akan segera mereka masuki adalah Afrika Selatan, Sudan, Mesir, dan kemudian leg keempat yaitu Yunani, Turki, Rusia, Cina, dan kembali ke India.

Dalam misinya ini, Yazarloo memiliki misi khusus saat melintasi Iran yaitu untuk mengubah pemikiran para pemimpin Iran terhadap larangan perempuan mengendarai motor.

Sepanjang perjalanan, Yazarloo dan Trivedi menghadapi berbagai tantangan terkait cuaca, medan, hingga bahasa.

Baca Juga : Amankan Pendemo yang Ricuh, Sejumlah Polwan Jadi Korban Pelecehan Seksual

Tak hanya itu, soal makanan juga menjadi tantangan tersendiri, lantaran Trivedi merupakan seorang vegetarian.

Selama perjalanan tak banyak yang tahu bahwa moge BMW GS 800 cc tersebut ditunggangi oleh seorang wanita.

Padahal jika dilihat lebih dekat, barang bawaan Yazarloo terdapat kupu-kupu dan mainan yang tergantung.

Namun saat Yazarloo berhenti dan membuka helmnya, orang-orang terkejut dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Baca Juga : Pemkab Karawang Bekerjasama dengan Gramedia dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Smart Library  

Bahkan tak jarang mereka memberi semangat dan mendukung aksi Yazarloo.

Jika orang yang ditemuinya tidak bisa berbicara bahasa Inggris, mereka memberi isyarat dengan lengan mereka untuk menunjukkan bahwa Yazarloo kuat dan tangguh.

Yazarloo bahkan sering memeluk dan menyapa mereka dengan hangat, keren! (*)