Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Puteri Margaret, adik Ratu Elizabeth II, membenci kedua keponakan menantunya : Putri Diana dan Sarah Ferguson.
Bukan hanya itu, Putri Margaret bahkan tidak bisa memaafkan kelakuan keduanya.
Seorang penulis biografi keluarga Kerajaan Inggris, Craig Brown, mengungkapkan pada sebuah dokumenter milik BBC tentang sikap Putri Margaret ini.
Baca Juga : Contek Gaya Chic Prilly Latuconsina dengan Outfit Mulai 99 Ribu Rupiah
"Dia selalu sangat, sangat membenci orang-orang seperti Diana dan Fergie (panggilan akrab Sarah Ferguson-red.) yang melibatkan dirinya ke dalam sebuah skandal dan dia tidak akan melakukan wawancara rahasia pada media apapun," ungkap Craig Brown seperti yang diberitakan oleh laman Daily Express (26/9/2018).
Putri Margaret dikabarkan sangat marah ketika melihat sebuah rekaman wawancara Putri Diana dengan Panorama pada 1995 silam.
Baca Juga : Seorang Pria Berhasil Selamat dari Sindrom Kematian Mendadak
Putri Margaret bahkan memutus hubungan mereka sejak saat itu dan tak akan pernah mau berkontak lagi dengan ibu dari Pangeran William tersebut.
Dalam wawancara bersama Panorama tersebut, Putri Diana mengungkapkan bahwa ada skandal yang terjadi dalam pernikahan mereka.
Baca Juga : Tips Pakai Rok Agar Tampil Jenjang ala Prilly Latuconsina dengan Pilihan Harga Terjangkau!
Skandal ini tentu saja merujuk pada perselingkuhan Pangeran Charles dan mantan kekasihnya, Camilla Parker-Bowles alias Camilla Shand.
"Ada tiga orang dalam pernikahan ini, jadi rasanya 'ramai' sekali," ungkap Putri Diana.
Merespon tabiat dari Putri Diana ini, salah satu sumber Istana Buckingham menyebutkan bahwa Putri Margaret mengirimkan sebuah surat bernada kecaman dan pengasingan kepada Putri Diana.
Baca Juga : Spesies Burung Terbesar Dunia Ditemukan, Bobotnya Setara Dinosaurus
Kemarahan Putri Margaret ini semakin menjadi-jadi setelah Putri Diana membuat heboh publik Inggris lewat autobiografi yang ditulis oleh Andrew Morton.
Autobiografi tersebut diterbitkan pada 1992 dengan judul 'Diana: Her True Story - In Her Own Words'.
Seorang teman dekat Putri Margaret juga pernah mengatakan bahwa sang 'Royal Rebel' ini sempat curhat mengenai rasa prihatinnya kepada Ratu Elizabeth II.
"Kasihan Lilibet (nama panggilan masa kecil Ratu Elizabeth II-red.) dan Charles yang harus berusaha menyingkirkan gadis keparat itu, tapi dia tak juga kunjung pergi," ungkap teman dekat yang mengutip perkataan Putri Margaret.
Dan ketika Putri Diana meninggal dalam kecelakaan tragis pada 1997 di Paris, Putri Margaret juga diberitakan tetap kukuh pada pendiriannya tersebut.
Baca Juga : Tetangga Siap Bongkar Tembok yang Tutupi Rumah Warga di Jombang dengan Dua Syarat
Hal ini disampaikan dalam biografi Putri Margaret berjudul 'Ma'am Darling: 99 Glimpses'.
Di buku tersebut dituliskan "(kematian Putri Diana) tidak mengurangi rasa permusuhan Putri Margaret (kepada Putri Diana)."
Bahkan Putri Margaret juga mengatakan bahwa kematian Putri Diana ini memang 'layak untuk seseorang seperti Diana'.
"Saat dia matipun dia akan menarik histeria banyak orang seperti sebelumnya," kata Putri Margaret.
Di samping Putri Diana, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Putri Margaret juga menyimpan amarah besar terhadap keponakan menantunya yang lain, Sarah Ferguson.
Baca Juga : Kronologi Permasalahan Rumah Warga di Jombang yang 'Tertutup' Tembok Tetangga, Ternyata Penyebabnya Sepele
Setelah Sarah Ferguson bercerai dari Pangeran Andrew, ia mengirimkan sebuah buket karangan bunga sebagai ucapan permintaan maaf kepada Putri Margaret karena kabar perceraiannya merebak pada 1992 silam.
Tapi ternyata ini kembali memancing amarah Putri Margaret, sampai-sampai ia langsung mengembalikan karangan bunga tersebut kepada Sarah Ferguson.
Tak lupa, Putri Margaret juga menuliskan sebuah pesan terkait aksi Sarah Ferguson tersebut.
Pesan ini kemudian terungkap dalam sebuah dokumenter tentang Sarah Ferguson yang berjudul 'Fergie: Downfall of the Duchess' 1997 lalu.
Hal ini diungkapkan oleh Judy Wade, seorang penulis biografi keluarga Kerajaan Inggris merangkap jurnalis.
Baca Juga : Kisah Aldi, Remaja Asal Manado, yang Terombang-ambing di Samudera Pasifik Selama 49 Hari
"Duchess of York (Sarah Ferguson-red.) mengirimkan buket karangan bunga kepada Putri Margaret beserta sebuah pesan yang menyiratkan untuk memperbarui pertemanan mereka kembali dan bunga itu langsung dikembalikan dengan pesan dari Putri Margaret yang berbunyi 'berani-beraninya kamu mengirimiku karangan bunga, pernahkah berpikir soal kekacauan yang sudah kamu perbuat di keluarga Kerajaan Inggris?'," ungkap Judy Wade.
Judy Wade sendiri menilai bahwa perilaku Putri Margaret ini teramat kasar kepada Sarah Ferguson.
Padahal, di mata Judy Wade, Sarah Ferguson sudah beritikad baik dengan mencoba menjalin silaturahmi walaupun sudah berpisah dengan suaminya.
"Jadi menurutku, Putri Margaret sudah berbuat tak adil dengan melakukan kejahatan seperti ini padahal itu adalah itikad baik dari Sarah, sangat baik, dan itu menurutku justru mengindikasikan bagaimana perlakuan keluarga Kerajaan Inggris kepada mereka yang 'keluar' dari keluarga tersebut, kecuali kalau mereka juga memang berdarah ningrat," lanjut Judi Wade.
Putri Margaret sebenarnya sudah terkenal sebagai anggota keluarga Kerajaan Inggris yang paling suka memberontak.
Baca Juga : Polwan Cantik Ini Ungkap Suka dan Duka Jadi Abdi Negara
Tingkah lakunya bisa dibilang berbanding terbalik dengan sang Kakak, Ratu Elizabeth II.
Putri Margaret meninggal pada 2002 lalu akibat penyakit stroke yang dideritanya. (*)