Baca Juga : Foto Lawas Kriss Hatta Curi Perhatian, Gagal Fokus Sama Laudya Cynthia Bella dan Chicco Jerikho
Selain sarung asli tenun Timor sendiri, juga mereka gemar memakai sarung cap/palekat atau batik dari Jawa. Dan memang Pemerintah membagi kain sarung, terutama untuk penduduk pedesaan.
Seperti halnya wanita Bali, maka wanita Timtim juga mempunyai kepala yang serba guna. Untuk membawa air dalam "klenting" cukup ditaruh di atas kepala. Juga membawa beras yang lebih kurang 25 kg beratnya. Sayuran atau mangga yang jumlahnya hanya satu pun dibawa di atas kepala.
Anti menangis
Sampai saat ini belum ada balai pengobatan di tingkat kecamatan. Dcngan adanya tim kesehatan ini, berduyun-duyun rakyat datang. Tiap han rata-rata kami mengobati 400 - 500 penderita, kadang-kadang enam ratus penderita lebih.
Kebanyakan penderita dengan keluhan panas dan menggigil. Memang malaria sudah endemik di sini. Di samping itu tidak kurang 60% penduduk mempunyai borok. Dari penderita borok tersebut, rata-rata tiap orang mempunyai 2 borok dengan ukuran rata-rata sebesar uang benggol.
Baca Juga : Ditaksir Ratusan Miliar, Dapur Megah Rumah SBY Curi Perhatian
Bahkan ada yang meluas dari pertengahan tungkai bawah sampai jari kaki. Di samping itu ada penderita yang mempunyai 12 buah borok.
Penyakit yang menyerang anak umumnya penyakit cacing, askariasis. Hampir 100% tiap anak mempuhyai cacing. Dengan sekali minum obat, rata-rata keluar 20 cacing. Ada yang mengeluarkan cacing sampai sebanyak 37 ekor.
Yang membuat saya heran ialah sikap anak-anak waktu diobati. Mereka biasanya datang sendiri tanpa diantar orang tuanya atau saudaranya. Meskipun umur 5-6 tahun, mereka tidak takut untuk wawancara dengan dokter.
Mereka menjawab semua pertanyaan tanpa ragu-ragu. Dan yang lebih mengherankan, tidak ada satu pun yang menangis waktu disuntik. Nah, itulah kelebihan, anak Timtim. Sifat kecengengan jauh dari mereka.
Baca Juga : Berulang Kali Masuk Rumah Sakit, Billy Khawatir Idap Penyakit Seperti Mendiang Olga Syaputra