Find Us On Social Media :

Unik! Jangan Panggil Seorang Gadis dengan Sebutan 'Nona' di Timor Timur, Bahaya

By None, Jumat, 28 September 2018 | 17:37 WIB

Ilustrasi

Urutan data penyakit dan masalahnya

Penyakit malaria menduduki tempat teratas dalam urutan penderita yang berobat. Kemudian borok, disusul penyakit cacing. Baru kemudian penyakit saluran napas atas misalnya batuk pilek.  Urutan ke lima penyakit diare, radang mata, kurang darah. Malnutrisi tidak kelihatan menyolok.

Dengan melihat macam-macam penyakit tersebut, jelas timbulnya penyakit adalah akibat kurang kebersihan diri dan kebersihan lingkungan seperti halaman, rumah, jalan-jalan yang sangat jelek.

Ditambah pengetahuan tentang makanan sehat yang nihil dan faktor sosio-budaya yang belum memungkinkan. Di samping juga faktor tenaga kesehatan yang hampir dapat dikatakan sangat kurang, bahkan tidak ada.

Baca Juga : Golden Rama Tours & Travel Kembali Hadir Manjakan Travelers dengan Promo Menarik

Kampanye mandi

Masalah buang air besar merupakan masalah yang paling penting dalam meningkatkan kebersihan lingkungan. Bila kita berjalan-jalan di kota kecamatan Laga, jangan coba-coba menengok ke kanan atau ke kiri, karena sepanjang jalan besar maupun lorong-lorong penuh dengan tumpukan kotoran manusia, yang baunya sudah barang tentu menusuk hidung.

Mengapa rakyat di situ terbiasa demikian? Karena waktu itu Pemerintah Portugis melarang  rakyat buang air di sungai, sebab sungai dipergunakan untuk mandi, cuci, dan air minum.

Sayangnya, perintah ini tidak diteruskan dengan perintah untuk buang air di kakus. Maka akhirnya sudah menjadi kebiasaan. Ini tentu saja sulit untuk diubah secara cepat. Meskipun di kecamatan Quelicai hal demikian sudah hampir berkurang.

Baca Juga : Bella Shofie Terima Surat dari Anak Daniel, Dampak Anak Tahu Perselingkuhan Orangtua Bisa Rusak Mentalnya!

Ini oleh karena  tindakan Koramil dan Camat setempat yang cukup tegas bahkan dengan  kekerasan. Akhirnya rakyat sanggup untuk jongkok di kakus.

Mereka paling-paling seminggu hanya mandi satu kali. Dan pakaian pun baru dicuci setelah berbulan-bulan. Dengan penyuluhan yang terus-menerus akhirnya sikap ini dapat diubah sedikit demi sedikit.

Segala macam cara dicoba diterapkan. Antara lain, bila ingin minta surat pada Kecamatan/Koramil, diharapkan mandi dulu. Atau yang belum mandi tidak akan diobati sakitnya. Keberhasilan ini dapat dibuktikan dengan larisnya sabun mandi. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Jangan Coba-coba Memanggil Seorang Gadis dengan Sebutan ‘Nona’ di Timor Timur