Laporan wartawan Grid.ID, Ria Theresia Situmorang
Grid.ID - Tasya Kamila termasuk salah satu mahasiswa beruntung pernah mengecap pendidikan di institusi dalam dan luar negeri.
Alumni jurusan Ekonomi Universitas Indonesia ini menyebut bangga pernah mengecap pendidikan strata satunya di institusi bergengsi tersebut termasuk menikmati fasilitasnya.
Salah satu fasilitas yang paling ia soroti dari Universitas yang terletak di Depok tersebut adalah perpustakaannya yang cukup memadai.
Baca Juga : Prioritaskan Keluarga, Astrid Tiar Tak Pernah Absen Melayani Suami
"Aku sih termasuk orang yang beruntung karena dari awal sekolah aku, dari aku TK sampai aku S2 selalu menyediakan fasilitas perpustakaan yang memadai," ujarnya saat ditemui Grid.ID di Mall Kota Kasablanka pada Jumat (28/9/2018).
"Aku S1 di UI, pusat perpus nya UI juga keren banget, kan. Dari aku S1 ngerjain tugas juga ngumpulnya di perpustakaan sampai aku S2 juga seperti itu karena perpustakaan kayak number one favorite place buat belajar pasti di perpus," sebutnya.
Baca Juga : Akhirnya Ali Syakieb dan Citra Kirana Buka-bukaan Soal Rencana Nikah
Baginya, tujuannya ke perpustakaan pastilah melakukan hal yang produktif.
Terutama perpustakaan pastinya menyediakan fasilitas yang memang dibutuhkan banyak orang yakni koneksi internet yang baik untuk menunjang pekerjaan masing-masing orang.
"Apalagi tujuannya untuk produktif ya bukan ngumpul ha-ha hi-hi doang tapi kita membahas suatu ide."
"Kenapa bagus banget ke perpus yang pertama wifi-nya kenceng kedua perpus itu biasanya gratis makanya kalau kita ngumpul di cafe harus beli kopi biar bisa duduk lama tapi di perpus itu gratis, kita bisa nongkrong lama."
"Dan ketiga nggak banyak diatraksi gitu suasananya mendukung kita untuk produktif," jelas istri Randi Bachtiar ini panjang lebar.
Baca Juga : Diduga Gimik, Zaskia Gotik Ungkap Faktor Penyebab Pingsannya
Baginya salah satu solusi untuk menumbuhkan minat masyarakat datang ke perpustakaan adalah dengan menyediakan ruang diskusi.
"Itu harus (ruang diskusi di perpustakaan) karena ya itu supaya cuma nggak baca doang tapi bisa mengaktualisasikan sesuatu menjadi karya atau sebuah project, harus ada conversation, orang harus berkolaborasi," tandasnya.(*)