Grid.ID - Gempa Tsunami Palu dan Donggala Jumat (28/9) menyebabkan banyak jiwa melayang.
Tercatat jumlah korban jiwa meninggal mencapai 420 orang.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (30/9) jumlah korban tewas yang mencapai ratusan itu disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Wilem Rampangilei, Sabtu malam.
"Itu baru yang di Kota Palu, belum yang di Kabupaten Donggala dan Sigi," katanya.
Sayangnya, Wilem memastikan korban tewas masih akan bertambah karena banyak reruntuhan gedung maupun hotel yang belum diperiksa.
"Kami kesulitan mengerahkan alat-alat berat untuk mencari korban di bawah reruntuhan gedung karena jalur jalan menuju Kota Palu banyak yang rusak," ujarnya.
Seperti halnya Jepang dan kepulauan serta negara lainnya yang berada di Cincin Api Pasifik, di Indonesia gempa bumi sudah seperti 'teman' hidup yang bisa datang sewaktu-waktu.
Maka negara-negara yang termasuk dalam Cincin Api Pasifik harus mempunyai Mitigasi bencana yang terstruktur dengan baik.
Dengan tidak mengecilkan peran dari lembaga terkait mengenai prediksi bencana alam, alangkah perlunya menambah peralatan untuk 'mengendus' lebih jauh akan adanya anomali alam.
Maka jika penambahan alat tersebut dapat dilaksanakan maka mau tak mau Indonesia (sangat) butuh apa yang namanya pesawat peringatan dini atau Airborne Early Warning & Airborne Warning and Control System (AEW & AWACS).
Pesawat jenis AEW & AWACS merupakan pesawat multifngsi.
Baca Juga : Ratusan Napi Bakar Rutan Donggala Lantaran Tak Diizinkan Bertemu Keluarga yang Terdampak Bencana Tsunami
Pesawat ini ibarat radar berjalan di udara yang bisa memonitor semua anomali alam.
Mulai dari gempa, tsunami, badai, kelembaban udara, hujan dan masih banyak lagi termasuk kepentingan militer.
Bahkan adanya kawanan burung terbang bisa dilihat dengan jelas di radar pesawat jenis ini.
Penggunaan pesawat AEW & AWACS sudah merupakan lagu wajib bagi negara yang beresiko tinggi bencana alam macam gempa dan tsunami karena bisa melakukan pemetaan di mana bencana bakal terjadi.
Maka prediksi akan datangnya bencana bisa disampaikan lebih awal kepada kru darat yang akan diteruskan ke masyarakat.
Jepang, Selandia Baru, Australia, China dan India sudah mempunyai pesawat jenis seperti ini.
Baca Juga : Pasca Gempa Palu, Muncul Semburan Lumpur Disertai Api!
Mengutip Angkasa, untuk Indonesia sebenarnya Skadron Udara 5 TNI AU sudah mengoperasikan 3 buah pesawat yang identik dengan AEW & AWACS ini, yakni Boeing 737 Maritime Patrol Surveillance.
Fungsi pesawat tersebut ialah mengamati secara sistematik ruang udara, permukaan daratan, maupun perairan, lokasi, atau tempat, sekelompok manusia atau obyek-obyek lain, baik secara visual, aural, fotografis dan elektronis.
Hasil temuan dari Boeing 737 Maritime Patrol Surveillance inilah yang bakal disampaikan kepada komando atas untuk membuat keputusan terkait keadaan yang sedang berlangsung.
Sayang ada beberapa perangkat elektronik yang tak berfungsi optimal di Boeing pengintai TNI AU berjuluk Camar Emas ini.
Kesimpulannya Indonesia perlu akan adanya pesawat jenis AEW & AWACS.(Seto Aji/Grid.ID)