Laporan Wartawan Grid.ID, Nindya Galuh A.
Grid.ID - Kota Palu, Kabupaten Donggala dan sekitarnya, diguncang gempa dan dihantam tsunami pada Jumat, (28/9/2018).
Gempa bermagnitudo 7,7 SR ini telah meluluhlantakkan beberapa kota di Sulawesi Tengah.
Salah satunya adalah kisah seorang gadis SMA bernama Nurul, korban bencana gempa dan tsunami asal kota Palu.
Baca Juga : Update Gempa Donggala - Tidur di Tenda Pengungsian, Adelia Pasha: Baru Kali Ini Ngerasain
Nurul ditemukan masih hidup saat terjebak di dalam kubangan air di Kompleks Perumnas Bala Roa, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Dilansir Grid.ID dari Kompas, tim Basarna akhirnya berhasil menyelamatkan Nurul pada Minggu (30/9/2018).
Selama dua hari terjebak di dalam kubangan air itu, Nurul berdampingan dengan jenazah ibunya, Risni, yang lebih awal meninggal dunia.
Baca Juga : Gempa Palu, Usai Gelar Doa Bersama di Solo Presiden Jokowi Langsung Tinjau Lokasi Bencana
Kubangan air tersebut berasal dari PDAM yang bocor sehingga menutupi setengah badannya.
Sang ayah yang selamat berusaha untuk membantu putri dan istrinya yang terjebak, namun kondisi tak memungkinkan.
"Anakku sempat minta tolong."
"Waktu kejadian saya di samping rumah."
"Saat gempa saya lari keluar dan tidak bisa lagi menyelamatkan ibunya dan dua anakku," tutur Yusuf, ayah Nurul.
Baca Juga : Gempa Palu-Donggala, Masih Banyak Orang Terjebak Diruntuhan Mal dan Rumah Sakit
Nurul bisa bertahan selama dua hari karena keluarganya yang selamat terus memberikan makanan dan air minum untuknya.
Meski ia bisa bertahan selama 2 hari, saat ditemukan oleh tim Basarnas Nurul tampak lemah dan letih.
Lokasi tempat Nurul terjebak merupakan satu kelurahan dengan ratusan rumah yang rata dengan tanah.
Bau bangkai juga mulai menyengat di lokasi tersebut.
Bahkan, menurut warga, masih banyak mayat yang terjebak di dalam rumah dan belum dievakuasi.
Rahmat, salah satu warga sekitar Perumnas Bala Roa, menjelaskan, gempa ini meluluhlantahkan satu kelurahan, ratusan rumah rusak berat, dan menyebabkan tanah longsor.
Melansir Tribunnews, tim Basarnas pagi ini melakukan upaya evakuasi yang berada dalam tiga titik, yakni Perumnas Bala Roa, Hotel Roa-roa, dan Mall Ramayana.
Hingga pagi tadi, Minggu (30/9/2018), korban gempa Palu sudah mencapai lebih dari 400 orang.
Baca Juga : Gempa Palu, Siwon Super Junior Panjatkan Harapan Terbaiknya untuk Indonesia
Kabar terakhir menyebutkan jumlah korban telah mencapai 420 orang dan ini masih bisa terus bertambah.
Sebelumnya telah dikabarkan bahwa gempa terjadi lebih dari lima kali dengan magnitudo antara 5-7,4.
Gelombang tsunami kemudian menerjang Pantai Talise, Palu.
Dilansir dari BMKG, tinggi gelombang diperkirakan antara 0,5-2,0 meter.
Baca Juga : Gempa Palu, Pasha Ungu Kabarkan Kondisi Terbarunya Hingga Buat Enda Terharu
Akibat kejadian ini banyak bangunan yang roboh.
Salah satu saksi mata yaitu Nining sempat melihat kondisi pasca gempa dan tsunami.
"Banyak mayat berserakan di pantai dan mengambang di permukaan laut," kata Nining saat dihubungi Kompas.com di lokasi pengungsian gedung DPRD Kota Palu, Sabtu (29/9/2018).
Nining menambahkan bahwa kondisi korban dunia sangat memprihatinkan.
Baca Juga : Pengakuan Saksi Mata Terkait Korban Gempa Donggala dan Tsunami Palu
Jenazah bercampur dengan puing-puing material yang berserakan.
Sebagian jalan raya pun hancur akibat terjangan gelombang tsunami.
(*)