Laporan Wartwan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Pada Jumat (28/9/2018) gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah.
Gempa itu juga mengakibatkan gelombang tsunami setinggi 1,5 meter menerjang wilayah Palu, Donggala dan Mamuju.
Baca Juga : Gempa Donggala : 5 Fakta Mengenai Reruntuhan Hotel Roa Roa Korban Selamat dan Nasib Atlet Paralayang
Akibatnya, sejumlah bangunan rusak dan ratusan orang meninggal.
Bencana gempa donggala dan tsunami di Palu ini rupanya telah menarik perhatian Uni Eropa.
Terutama, karena jumlah korbannya yang teramat besar.
Hal ini membuat Komisi Eropa memutuskan untuk memberi bantuan kemanusiaan sebesar 1,5 juta euro atau sekitar Rp 26 miliar untuk Indonesia.
"Kami bertindak cepat untuk menyalurkan bantuan darurat untuk para korban bencana di Indonesia", kata Komisioner Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis Uni Eropa, Christos Stylianides pada Minggu (30/9/2018) kepada tim Kompas.com melalui surat elektronik.
Sebagaimana yang dikatakan Stylianides, nantinya dana tersebut akan digunakan untuk membantu warga yang paling terdampak gempa donggala dan tsunami di Palu.
Baca Juga : Mengenal Ciri-ciri Tsunami, Bencana yang Baru Saja Menerjang Palu Akibat Gempa Donggala
Selain itu, dana sebesar Rp 26 miliar itu juga akan digunakan untuk memberi pasokan makanan, tenda, air bersih dan sanitasi, serta obat-obatan.
"Dana kami akan membantu mereka yang paling terdampak dan membantu memberikan pasokan makanan, tenda, air bersih dan sanitasi, serta obat-obatan." tambah Stylianides.
Langkah yang diambil Uni Eropa ini merupakan bentuk nyata solidaritas terhadap warga Indonesia yang terkena bencana.
"Doa kami bersama semua korban dan petugas kami bekerja 24 jam untuk menyelamatkan nyawa", ujarnya.
Baca Juga : Update Gempa Donggala: Dude Harlino Optimis Palu Bisa Bangkit Lagi
Selain memberikan bantuan dana, Uni Eropa juga mengirimkan seorang pakar ke kawasan bencana untuk melakukan koordinasi upaya pemulihan yang dilakukan Uni Eropa.
Uni Eropa juga sudah mengaktifkan sistem pemetaan satelit Copernicus untuk membantu pihak berwenang dalam memantau kawasan bencana.
Mereka juga menyiagakan Pusat Koordinasi Respon Darurat (ERCC) untuk terus memantau perkembangan dan siap menyalurkan bantuan jika dibutuhkan.
Baca Juga : Update Gempa Donggala: Kisah Ibu Hamil yang Selamat Dari Gempa Palu Setelah Dua Kali Sempat Terpental
Sementara itu, Presiden Joko Widodo juga sudah meninjau langsung kondisi di lokasi terdampak gempa donggala dan tsunami di Palu pada Minggu (30/9/2018).
Hal ini diketahui melalui beberapa unggahan Jokowi melalui akun Instagramnya @jokowi pada Minggu (30/9/2018).
Dilansir dari akun Instagramnya, Jokowi terbang ke Sulawesi Tengah dengan menggunakan pesawat Boeing 737-400 TNI AU.
Baca Juga : Update Gempa Donggala: Stok BBM Menipis, Pertamina Tambah Pasokan Sebanyak 245 Ribu Liter ke Palu
Hal ini dilakukan karena landasan pacu yang bisa didarati pesawat di Bandara Mutiara Sis Al Jufrie, Palu hanya sepanjang 2.000 meter dari 2.400 meter yang ada.
Di dalam keterangannya, Jokowi mengatakan jika ia ingin melihat sendiri dan memastikan penanganan atas dampak bencana gempa bumi di Sulawesi Tengah benar-benar menjangkau para korban yang ada di sana.
Hingga Minggu siang, korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah tercatat mencapai 832 orang.
Baca Juga : Update Gempa Donggala: Deretan Fakta Kerusuhan Rutan Donggala, Ratusan Napi Kabur Ingin Bertemu Keluarganya
Jika dirinci maka sebanyak 821 orang meninggal dunia di kota Palu dan 11 lainnya di Kabupaten Donggala, sebagian besar tewas akibat tertimpa bangunan atau dihantam ombak tsunami. (*)